REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN - Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanaani menyoroti perubahan besar dalam opini publik di Amerika Serikat terhadap rezim Israel dengan menyatakan rakyat AS berhak mempertanyakan dukungan negaranya untuk rezim pendudukan yang merugikan kepentingan negaranya sendiri.
Lewat media sosial pada Ahad (30/4/2023) Kanaani mengungkapkan jajak pendapat terbaru menunjukkan ada pergeseran besar dalam opini publik di seluruh AS terhadap "sifat apartheid dari rezim Zionis."
Dia juga menyinggung jajak pendapat yang diadakan Universitas Maryland mengenai pandangan rakyat AS terhadap Israel yang menunjukkan 20 persen kaum Republik dan 44 persen kaum Demokrat menyebut rezim Israel rasis yang tidak jauh berbeda dengan apartheid.
Dari jajak pendapat itu terlihat dukungan terhadap gerakan Boikot, Divestasi, dan Sanksi (BDS) juga meningkat, kata Kanaani.
Kanaani yakin hasil-hasil jajak pendapat mengenai sifat dan keberadaan rezim Israel akan lebih mengejutkan lagi jika ada kebebasan berpendapat menyangkut sikap Israel, terbebasnya AS dari kendali lobi Zionis, dan adanya jajak pendapat yang lebih luas dan independen lagi.
Kanaani juga mengatakan baik masyarakat awam maupun elite di AS berhak mencari jawaban untuk masalah ini karena pemerintahan AS telah mengorbankan kepentingan rakyatnya dan sejumlah negara-negara yang mereka sebut "sekutu" demi kepentingan "rezim Zionis penjajah yang apartheid, tidak demokratis, dan busuk tersebut."