Senin 01 May 2023 12:40 WIB

Laporan: Muslim Delhi Tertinggal dalam Pendidikan dan Kesehatan

Muslim di Delhi dilaporkan mengalami ketertinggalan dari orang-orang sezaman mereka

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Esthi Maharani
Muslim di Delhi dilaporkan mengalami ketertinggalan dari orang-orang sezaman mereka, pada sebagian besar parameter sosial-ekonomi.
Foto: EPA-EFE/FAROOQ KHAN
Muslim di Delhi dilaporkan mengalami ketertinggalan dari orang-orang sezaman mereka, pada sebagian besar parameter sosial-ekonomi.

REPUBLIKA.CO.ID, DELHI -- Muslim di Delhi dilaporkan mengalami ketertinggalan dari orang-orang sezaman mereka, pada sebagian besar parameter sosial-ekonomi. Informasi ini disampaikan berdasarkan temuan dari Institute of Policy Studies and Advocacy (IPSA) yang berbasis di Delhi dan Forum Intelektual Muslim India (IMIF).

Partai Aam Aadmi, yang banyak berbicara tentang perbaikan di sekolah, telah gagal menjangkau wilayah mayoritas Muslim di ibu kota negara. Komunitas Muslim juga disebut menderita dengan tingkat pengangguran dan kematian ibu tertinggi, serta terbatas dalam hal perwakilan politik.

Menurut laporan itu, distribusi lembaga pendidikan pemerintah di kantong Muslim belum membaik. Di bawah pemerintahan saat ini dilaporkan ada rata-rata empat sekolah per-lingkungan yang dijalankan oleh pemerintah negara bagian, tetapi di lingkungan konsentrasi Muslim hanya ada 10 di semua lingkungan.

Laporan penelitian ini diberi judul 'Muslim Delhi: Sebuah Studi tentang Status Sosial-Ekonomi dan Politik mereka' dan dirilis di New Delhi, Ahad (30/4/2023).

Di dalamnya disebutkan kinerja pendidikan Muslim Delhi tidak menunjukkan status yang menjanjikan, di tengah keramaian perihal pencapaian khusus departemen pendidikan Negara Bagian. Meski demikian, mereka menyebut tingkat melek huruf Muslim agak lebih baik daripada di negara bagian lainnya.

Dilansir di The Hindu, Senin (1/5/2023), disampaikan pula ada kesenjangan gender yang besar antara laki-laki Muslim (15%) dan perempuan (30%) dalam hal buta huruf. Angka ini bertentangan dengan rata-rata nasional yang lebih rendah.

"Dengan kata lain, persentase wanita Muslim yang buta huruf menjadi perhatian serius di tengah semua pembicaraan tentang “Beti Bachao, Beti Padhao”," kata mereka dalam laporan tersebut.

Tidak hanya itu, studi tersebut lantas menggarisbawahi porsi fiskal dalam keseluruhan anggaran Negara untuk pengembangan departemen SC/ST/OBC/Minorities, yang secara langsung menangani 83 persen populasi NCT Delhi, termasuk Muslim. Angka ini telah turun dari 0,98 persen di 2013-2014 menjadi hampir 0,60 persen sejak 2015, meskipun jumlah sebenarnya telah meningkat sebagian selama bertahun-tahun seiring dengan keseluruhan anggaran negara.

Seperti halnya pendidikan, umat Islam tampaknya juga tertinggal dalam indeks kesehatan. Angka Kematian Ibu (MMR) di Delhi, meskipun ada klaim perbaikan yang tinggi dalam sistem perawatan kesehatan dan proliferasi klinik mohalla, telah meningkat dari 37 pada tahun 2015 menjadi 54 pada tahun 2020.

Wanita komunitas Muslim harus menjadi penderita terburuk dari situasi ini, dengan Persalinan Non-Institusional adalah yang tertinggi untuk mereka (13,7 persen) dibandingkan dengan yang lain sebesar 8,2 persen.

Dalam hal kondisi kehidupan, laporan tersebut mendasari bahwa hanya 69,70 persen Muslim yang dapat memanfaatkan air minum perpipaan. Angka ini jauh lebih rendah dari 76,3 persen dari keseluruhan penduduk Delhi.

Laporan itu juga mengungkapkan badan-badan otonom seperti Komisi Minoritas Delhi, Dewan Wakaf Delhi, Akademi Urdu, dan lainnya tidak berfungsi secara optimal. Ini dikaitkan dengan penampilan suram komunitas mereka, dengan tidak adanya perwakilan Muslim di berbagai tingkat pemerintahan.

“Jumlah MLA Muslim di Delhi tetap statis sekitar 5,5 persen, sedangkan populasi Muslim tiga kali lipat jumlahnya. Representasi di MCD bahkan lebih sedikit,” kata laporan itu.

Sebagian besar partai politik tampaknya enggan memberikan porsinya kepada kandidat Muslim, untuk mengikuti pemilihan dari kursi dengan mayoritas non-Muslim. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement