Selasa 02 May 2023 11:53 WIB

Hingga 1 Mei, 949 WNI Dievakuasi dari Sudan

Semua WNI dipulangkan melalui Jeddah. 

Warga Negara Indonesia (WNI) yang dievakuasi dari Sudan turun dari pesawat Boeing 737 TNI AU sesaat setelah tiba di pangkalan udara Halim Perdanakusuma di Jakarta, Senin (1/5/2023). Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyampaikan bahwa hingga 1 Mei 2023 sebanyak 949 warga negara Indonesia (WNI) berhasil dievakuasi dari Sudan.
Foto: EPA-EFE/ADI WEDA
Warga Negara Indonesia (WNI) yang dievakuasi dari Sudan turun dari pesawat Boeing 737 TNI AU sesaat setelah tiba di pangkalan udara Halim Perdanakusuma di Jakarta, Senin (1/5/2023). Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyampaikan bahwa hingga 1 Mei 2023 sebanyak 949 warga negara Indonesia (WNI) berhasil dievakuasi dari Sudan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyampaikan bahwa hingga 1 Mei 2023 sebanyak 949 warga negara Indonesia (WNI) berhasil dievakuasi dari Sudan. Semuanya dipulangkan melalui Jeddah, Arab Saudi.

"Saya ingin berikan update mengenai evakuasi WNI dari Sudan. Per hari ini (1 Mei), sebanyak 949 WNI telah dievakuasi dari Sudan dengan rincian, 930 orang dievakuasi via Jeddah, 13 orang dievakuasi via Mesir, dan 6 orang dievakuasi via Persatuan Emirat Arab," kata Retno dalam keterangan Kementerian Luar Negeri pada Selasa (2/5/2023).

Baca Juga

Dia menyebutkan total WNI yang telah dipulangkan ke Indonesia adalah 829 orang. Semuanya dipulangkan melalui Jeddah. 

Mereka dipulangkan dalam tiga tahap. Tahap pertama berjumlah 385 orang tiba pada 28 April menggunakan pesawat Garuda Indonesia.

Pada tahap kedua, 363 orang tiba 30 April, juga dengan Garuda Indonesia, sedangkan tahap ketiga tiba 75 orang pada 1 Mei menggunakan pesawat TNI Angkatan Udara. Sementara 6 WNI mengatur kepulangannya secara mandiri.

Menurut Retno, pemulangan tahap keempat dijadwalkan terjadi pada 2 Mei dengan Garuda Indonesia di mana 100 orang akan diangkut sampai Jakarta.

"Kita patut bersyukur, proses evakuasi WNI dapat dijalankan dengan baik di tengah banyak negara yang masih berusaha mengevakuasi warga negaranya dari Sudan," kata Retno.

"Pada kesempatan ini, saya ingin sampaikan penghargaan dan terima kasih kepada Pemerintah Mesir dan Persatuan Emirat Arab yang telah membantu evakuasi beberapa WNI keluar dari Sudan," sambung dia.

Situasi di Sudan bergejolak sejak konflik militer antara Angkatan Bersenjata Sudan (SAF) dan kelompok paramiliter Pasukan Pendukung Cepat (RSF) meletus pada 15 April 2023.

Konflik tersebut mengancam situasi keamanan di Sudan sehingga KBRI Khartoum menetapkan status Siaga II pada 16 April 2023. Setelah situasi konflik semakin gawat, pada 20 April 2023, KBRI Khartoum menetapkan status Siaga I.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement