REPUBLIKA.CO.ID, NAIROBI -- Banjir dan longsor yang dipicu hujan deras menewaskan setidaknya 129 orang di Rwanda dan enam orang di Uganda. Tim penyelamat masih mencari orang selamat yang tertimbun rumahnya.
Salah satu video yang diunggah Rwanda Broadcasting Agency memperlihatkan suasana kacau di kawasan terdampak banjir. Terlihat air berlumpur mengalir ke jalan-jalan dan merusak rumah-rumah.
"Kami bangun pukul 02:00 pagi dan mendengar orang-orang berteriak," kata warga Distrik Karongi, Rwanda, Angelique, Rabu (3/5/2023).
Di Karongi yang terletak di barat Rwanda setidaknya 16 orang tewas. Warga lainnya, Nyandwi Emmanuel mengatakan tiga kerabatan meninggal dunia usai rumah yang ia sewakan pada mereka ambruk saat mereka tidur.
Deputi juru bicara pemerintah Rwanda, Alain Mukurarinda mengatakan total korban tewas hingga 15:30 waktu, Rabu kemarin, naik menjadi 129 orang.
"Prioritas kami saat ini untuk mencapai setiap rumah yang rusak untuk memastikan kami dapat menyelamatkan setiap orang yang mungkin terperangkap," kata gubernur Provinsi Western, Rwanda, François Habitegeko.
Ia menambahkan beberapa orang yang diselamat sudah dibawa ke rumah sakit. Habitegeko mengatakan air Sungai Sebaya meluap.
"Tanah sudah gembur karena hujan berhari-hari sebelumnya, yang menyebabkan longsor yang menutup jalan-jalan," katnaya.
Dalam pernyataannya Presiden Paul Kagame mengatakan pemerintahnya membantu masyarakat yang terdampak termasuk relokasi sementar. Sementara itu Palang Merah Uganda mengatakan enam orang tewas Distrik Kisoro, daerah pegunungan di dekat perbatasan Uganda-Rwanda.
Palang Merah mengatakan lima orang korban tewas berasa dari satu keluarga. Tim penyelamat sedang melakukan ekskavasi untuk mengeluarkan jenazah dari reruntuhan.
Rwanda dan Uganda dilanda hujan deras dan berlangsung berhari-hari sejak akhir Maret lalu. Longsor juga dilaporkan terjadi di beberapa daerah di Uganda seperti di Kasese dekat pegunungan Rwenzori.