REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Dua warga Palestina telah tewas dalam serangan udara Israel terhadap sebuah mobil di Jalur Gaza selatan, Selasa (9/5/2023). Serangan itu terjadi beberapa jam setelah Israel melakukan serangkaian serangan di Gaza pada Selasa dini hari yang menewaskan sedikitnya 13 orang, termasuk tiga anggota Jihad Islam Palestina, serta warga sipil dan anak-anak.
Israel mengatakan serangan ini adalah bagian dari 'Operasi Perisai dan Panah'.
Menyusul serangan mobil tersebut, militer Israel mengatakan, sebuah pesawat menyerang pasukan teroris yang membawa peluru kendali anti-tank di Kota Khan Yunis di Gaza selatan. Jurnalis Aljazirah, Youmna El Sayed yang melaporkan dari Gaza mengatakan, mobil itu hancur total akibat serangan Israel.
“Mobil itu langsung menjadi sasaran rudal drone. Mobil itu benar-benar terbakar. Lebih banyak serangan udara telah terjadi dan penembakan artileri juga terjadi di Khan Yunis,” kata El Sayed.
Jurnalis Aljazirah lainnya Mohammed Jamjoom di Yerusalem Barat mengatakan, serangan terbaru Israel dapat meningkatkan eskalasi. “Ada banyak kekhawatiran tentang apakah ini akan menyebabkan eskalasi lebih lanjut. Saat ini, ada kekhawatiran akan ada peluncuran roket ke Israel selatan. Ini adalah situasi yang sangat lemah," ujarnya.
Sementara itu, ribuan orang mengiringi pemakaman 13 warga Palestina yang tewas dalam serangan udara Israel sebelumnya di Jalur Gaza. Para pelayat menghadiri prosesi pemakaman korban tewas dalam serangan di Kota Rafah di Gaza selatan.
Empat anak dan empat wanita termasuk di antara mereka yang tewas dalam serangan Israel yang menargetkan lokasi kelompok Jihad Islam Palestina di Gaza. Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bertanggung jawab atas setiap eskalasi setelah serangan terbaru.
“Jelas bahwa Israel membawa situasi ke eskalasi yang besar. Mereka memulai serangan di Gaza,” ujar juru bicara senior Hamas, Osama Hamdan.
Hamdan mengatakan, Netanyahu menghadapi masalah internal yang serius dengan oposisi. Oleh karena itu, Netanyahu ingin membuat masalah dengan Palestina untuk mengatasi masalah internalnya.
“Kami yakin orang yang akan bertanggung jawab atas apa yang mungkin terjadi adalah Netanyahu dan pemerintahannya. Kita harus membela rakyat kita Kita harus membela diri. Kita harus melindungi warga sipil,” kata Hamdan.
Setidaknya 123 warga Palestina telah tewas oleh tembakan Israel sejak awal tahun ini. Sementara 19 orang Israel juga tewas dalam serangan terpisah selama periode yang sama.