REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Anggota parlemen Uni Eropa pada Selasa (9/5/2023) memutuskan untuk mempercepat undang-undang dalam meningkatkan produksi amunisi dan rudal sebagai upaya mendukung Ukraina. Anggota Parlemen Eropa memberikan suara untuk mengesahkan RUU tersebut dengan hasil 518-39 dan 31 abstain.
Pemungutan suara ini memicu prosedur mendesak yang memungkinkan pengesahan RUU tersebut selama sesi pleno legislatif Uni Eropa berikutnya pada akhir bulan. Setelah itu pembicaraan dapat dimulai dengan negara-negara anggota Uni Eropa.
"Mendapatkan amunisi yang sangat dibutuhkan ke Ukraina dengan cepat sangat penting," ujar Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy selama konferensi pers bersama dengan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen di Kyiv, Selasa.
“Kami juga telah membahas masalah utama yaitu kecepatan pengadaan dan pengiriman amunisi ini karena mereka sudah dibutuhkan di medan perang sekarang,” kata Zelenskyy.
Langkah Parlemen Uni Eropa dilakukan setelah para pemimpin negara anggota blok tersebut menyetujui sebuah rencana untuk mengirimkan 1 juta butir amunisi artileri ke Ukraina dalam 12 bulan ke depan. Komisi Eropa kemudian mengumumkan rencana untuk membantu Ukraina dan meningkatkan produksi amunisi skala besar dengan anggaran 500 juta euro.
Ukraina siap meluncurkan serangan balasan musim semi yang direncanakan untuk memulihkan wilayah yang diduduki Rusia. Tetapi Ukraina telah membakar amunisi dengan sangat cepat. Sekutu Barat telah menyediakan amunisi, dan pemerintah di Kiev telah meminta mereka untuk memasok lebih banyak lagi.
Komisaris pasar internal Uni Eropa, Thierry Breton, menyambut baik keputusan Parlemen Eropa untuk memicu prosedur mendesak. “Kami siap bekerja sama dengan para legislator untuk segera menemukan kesepakatan. Untuk Ukraina, untuk keamanan kita, untuk pertahanan Eropa yang sebenarnya," ujarnya.