Jumat 12 May 2023 14:41 WIB

Sebut Taiwan Negara, Mantan Bintang NBA Bikin Cina Marah

Cina selalu menegaskan Taiwan bukan sebuah negara terpisah melainkan wilayahnya.

Dwight Howard
Foto: EPA/Francis R. Malasig
Dwight Howard

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING – Mantan bintang National Basketball Association (NBA) Amerika Serikat, Dwight Howard memicu gelombang amarah di Cina. Sebab, ia menyebut Taiwan sebagai negara saat tampil bersama Wakil Presiden Taiwan William Lai di video yang dirilis Rabu (10/5/2023). 

Dalam video, terlihat pemain basket AS itu mendukung kampanye wisatawan asing terpilih, bermalam di bangunan kantor kepresidenan Taiwan.‘’Halo semua, saya Dwight Howard, sejak saya berkunjung ke Taiwan, saya mendapatkan apresiasi penuh negara ini,’’ kata Howard.

Lai merupakan salah satu kandidat dalam pilpres Taiwan tahun depan. Ia muncul bersama Howard, seakan mengarahkan video yang menggambarkan Taiwan sebagai negara merdeka. Taiwan selama ini menolak kedaulatan Cina dan ingin menentukan nasibnya sendiri. 

Padahal itu merupakan hal yang diharamkan Beijing karena Cina selalu menegaskan Taiwan bukan sebuah negara terpisah melainkan bagian dari wilayahnya. Maka tak menunggu waktu yang lama, serangan bermunculan merespons video Howard. 

Tagar #HowardTaiwanindependence viral di platform media sosial Cina, Weibo yang hingga Jumat (12/5/2023) mencapai hampir 400 juta hit. Howard dituding mempromosikan kemerdekaan Taiwan.  

Tahun lalu, Howard bergabung dengan Taoyuan Leopards, tim profesional Taiwan. Terkait kemarahan merespons videonya, pemain terkenal yang pernah bermain di Liga T1 Taiwan itu belum memberikan komentarnya. 

NBA dikenal luas di Cina. Kejadian semacam Howard bukan pertama kalinya. Pada 2019, Cina mengentikan siaran pertandingan Houston Rockets setelah general manager-nya, Daryl Morey, mengunggah pesan di Twitter mendukung protes antipemerintah di Hong Kong. 

Kejadian serupa muncul pada 2021 ketika center Boston Celtics, Enes Kanter mengecam perlakuan Cina terhadap Uighur dan Muslim lainnya. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement