Sabtu 13 May 2023 01:20 WIB

Capres Turki Penantang Utama Erdogan Tuduh Rusia Intervensi Pilpres

Pilpres Turki akan digelar pada 14 Mei 2023.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nidia Zuraya
 Warga Turki mengantre di kedutaan Turki untuk memberikan suara pada pemilihan umum Turki, di Berlin, Jerman, 27 April 2023.
Foto: EPA-EFE/FILIP SINGER
Warga Turki mengantre di kedutaan Turki untuk memberikan suara pada pemilihan umum Turki, di Berlin, Jerman, 27 April 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA – Pemimpin Partai Rakyat Republik Turki Kemal Kilicdaroglu mengatakan, partainya memiliki bukti konkret tentang intervensi Rusia menjelang pemilihan presiden (pilpres) di negara tersebut yang diagendakan digelar pada 14 Mei 2023. Kilicdaroglu adalah pemimpin oposisi Turki dan penantang utama Presiden Recep Tayyip Erdogan dalam pilpres.

“Kepada teman-teman Rusia, Anda berada di balik montase, konspirasi, konten deep fake, dan rekaman yang diekspose di negara ini kemarin. Jika Anda ingin persahabatan kita berlanjut setelah 15 Mei, singkirkan tangan Anda dari negara Turki. Kami masih mendukung kerja sama dan persahabatan,” tulis Kilicdaroglu lewat akun Twitter pribadinya, Jumat (12/5/2023).

Baca Juga

Kilicdaroglu mengungkapkan, jika tidak memiliki bukti, dia tak akan membuat cicitan tersebut di Twitter-nya. “Kami merasa tidak dapat menerima jika negara lain ikut campur dalam proses pemilu Turki untuk mendukung partai politik. Saya ingin seluruh dunia menyadari hal ini, itulah mengapa saya membuat kicauan ini secara terbuka melalui tweet,” ujarnya dalam sebuah wawancara.

Kilicdaroglu tak menjelaskan lebih detail tentang konten deep fake yang disebutnya didalangi Rusia. Moskow belum merespons tuduhan tersebut. Pernyataan Kilicdaroglu perihal konten palsu dibuat sehari setelah kandidat lainnya dalam pilpres Turki, yakni Muharrem Ince, memutuskan tak melanjutkan pencalonannya pada Kamis (11/5/2023). “Saya mundur dari pencalonan. Saya melakukan ini untuk negara saya,” kata Ince kepada awak media di depan markas partainya, yakni Partai Tanah Air.

Ince mengambil keputusan tersebut setelah dirinya menjadi sasaran “pembunuhan karakter” secara daring. Gambar palsu dirinya bertemu wanita dan berkeliling menggunakan mobil mewah beredar di internet.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement