Ahad 14 May 2023 06:22 WIB

Gaza Terancam Kehilangan Pasokan Listrik dalam 72 Jam

Sejumlah sekolah rusak akibat penggerebekan Israel.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Lida Puspaningtyas
 Roket ditembakkan oleh pejuang dari Brigade Al-Quds, sayap bersenjata Jihad Islam Palestina, di Kota Gaza, Jumat (12/5/2023). Militan Palestina di Gaza telah menembakkan roket ke arah Israel setelah militer Israel melakukan serangkaian serangan udara di wilayah  Palestina.
Foto: EPA-EFE/MOHAMMED SABER
Roket ditembakkan oleh pejuang dari Brigade Al-Quds, sayap bersenjata Jihad Islam Palestina, di Kota Gaza, Jumat (12/5/2023). Militan Palestina di Gaza telah menembakkan roket ke arah Israel setelah militer Israel melakukan serangkaian serangan udara di wilayah Palestina.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Seorang pejabat pemerintah Palestina di Gaza memperingatkan, satu-satunya pembangkit listrik di wilayah itu akan berhenti bekerja dalam waktu 72 jam karena jumlah bahan bakar hampir habis. Pasokan bahan bakar menipis akibat ditutupnya persimpangan Karam Abu Salem (selatan).

"Kami memperingatkan penutupan penyeberangan yang terus berlanjut dan larangan memasukkan bahan bakar yang dibutuhkan untuk pembangkit listrik, di mana administrasi pembangkit terpaksa mematikan salah satu dari tiga turbin untuk memperpanjang durasi kerjanya, pembangkit tersebut mungkin benar-benar mati dalam waktu 72 jam," ujar kepala kantor media pemerintah yang dijalankan oleh Hamas, Salama Maarouf, di Kompleks Medis Al-Shifa di Kota Gaza.

Baca Juga

Selama empat hari berturut-turut, bertepatan dengan dimulainya eskalasi Israel di Jalur Gaza, Israel sepenuhnya menutup penyeberangan Beit Hanoun "Erez" (utara) untuk transportasi individu dan penyeberangan Karam Abu Salem (selatan) untuk transportasi barang-barang.

Maarouf meminta komunitas internasional untuk turun tangan terkait situasi di Jalur Gaza. Maarouf mengatakan bahwa sejak Selasa (9/5/2023) subuh, tentara Israel telah menghancurkan sekitar 8 bangunan, terdiri atas 28 unit rumah.

“Sekitar 532 unit rumah rusak, 37 di antaranya tidak layak huni dan 495 rusak sebagian dan berat," ujar Maarouf.

Maarouf melaporkan bahwa sejumlah sekolah rusak akibat penggerebekan Israel. Sementara eskalasi menyebabkan sekolah dan pendidikan terhenti sama sekali. Dia menambahkan, sektor perikanan juga terhenti selama empat hari berturut-turut sehingga berdampak negatif bagi 3.500 nelayan yang kehilangan mata pencaharian.

Setelah konferensi pers berakhir, pesawat tempur Israel menghancurkan dua rumah lagi. Rumah pertama di selatan Jalur Gaza dan yang kedua di utara.

Pada siang hari, pesawat tempur melancarkan serangkaian serangan di lahan pertanian dan situs milik faksi bersenjata Palestina di berbagai wilayah Gaza. Untuk pertama kalinya sejak pecahnya putaran pertempuran saat ini, faksi bersenjata Palestina melepaskan serangan roket ke Kota Yerusalem pada Jumat.

Setelah serangan ini, Israel memberikan pemberitahuan kepada Mesir bahwa mereka memutuskan untuk menghentikan pembicaraan gencatan senjata antara Pemerintah Israel dan faksi Palestina. Pembicaraan gencatan senjata ini ditengahi oleh Mesir.

Sejak Selasa Subuh, pesawat Israel telah melakukan serangan di Gaza. Serangan ini menewaskan 31 warga Palestina, termasuk 6 anak-anak dan 3 wanita, serta 5 pemimpin Brigade Quds. Faksi Palestina mulai menanggapi serangan Israel dengan menembakkan rudal yang mencapai Tel Aviv dan kota-kota di sekitarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement