Ahad 14 May 2023 09:47 WIB

Militer Israel Minta Maaf Atas Pembunuhan Jurnalis Shireen Abu Akleh

Permintaan maaf ini setelah satu tahun Israel menyangkal pembunuhan Abu Akleh

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
 Militer Israel telah meminta maaf atas pembunuhan jurnalis veteran Aljazirah, Shireen Abu Akleh. Permintaan maaf ini berlangsung setelah satu tahun Israel menyangkal bertanggung jawab atas penembakan itu.
Foto: AP Photo/Maya Levin, File
Militer Israel telah meminta maaf atas pembunuhan jurnalis veteran Aljazirah, Shireen Abu Akleh. Permintaan maaf ini berlangsung setelah satu tahun Israel menyangkal bertanggung jawab atas penembakan itu.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Militer Israel telah meminta maaf atas pembunuhan jurnalis veteran Aljazirah, Shireen Abu Akleh. Permintaan maaf ini berlangsung setelah satu tahun Israel menyangkal bertanggung jawab atas penembakan itu.

Abu Akleh merupakan koresponden yang meliput di wilayah pendudukan Tepi Barat untuk Aljazirah selama dua dekade. Dia ditembak di bagian belakang kepala saat meliput serangan militer Israel di Kota Jenin, Tepi Barat pada Mei 2022.

Baca Juga

Pasukan pendudukan awalnya bersikeras bahwa Abu Akleh terjebak dalam baku tembak dan ditembak oleh pejuang perlawanan Palestina. Tetapi, setelah penyelidikan, Israel kemudian mengakui bahwa Abu Akleh kemungkinan besar dibunuh oleh seorang anggota militernya. Israel mengeklaim bahwa itu tidak disengaja.

Dalam sebuah wawancara dengan CNN pada Kamis (11/5/2023), kepala juru bicara militer Israel Laksamana Muda Daniel Hagari telah mengeluarkan permintaan maaf atas pembunuhan terhadap wartawan tersebut.  

"Saya pikir ini adalah kesempatan bagi saya untuk mengatakan di sini bahwa kami meminta maaf atas meninggalnya Shireen Abu Akleh," ujar Hagari.

"Dia adalah seorang jurnalis, seorang jurnalis yang sangat mapan. Di Israel kami menghargai demokrasi dan dalam demokrasi kami melihat nilai tinggi dalam jurnalisme dan kebebasan pers. Kami ingin jurnalis merasa aman di Israel, terutama di masa perang, bahkan jika mereka mengkritik kami," ujar Hagari.

Permintaan maaf itu datang beberapa hari setelah Komite Perlindungan Wartawan (CPJ) menerbitkan sebuah laporan pembunuhan Abu Akleh. Dalam laporannya, CPJ mengungkapkan bahwa militer Israel telah membunuh 20 wartawan sejak 2001 dan tidak bertanggung jawab atas salah satu dari insiden tersebut.

Terlepas dari pengakuan Israel atas perannya dalam pembunuhan Abu Akleh, masih ada sedikit harapan untuk penangkapan dan penuntutan terhadap para prajurit yang bertanggung jawab atas penembakan itu. Militer Israel kerap mempertahankan kekebalan dari konsekuensi hukum semacam itu. Mantan perdana menteri Israel Naftali Bennett mengatakan, tentara Israel tidak boleh dituntut ketika warga sipil dibunuh dengan tidak sengaja.

"Jika ada pertempuran yang terjadi dan ada kerusakan tambahan yang tidak disengaja, tidak (tentara tidak boleh dihukum). Kalau tidak, yang akan Anda lakukan adalah membelenggu semua tangan pejuang," kata Bennett.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement