Selasa 16 May 2023 10:20 WIB

Serangkaian Survei yang Sebut Pilpres Turki Satu Putaran

Project on Middle East Democracy optimistis oposisi menang. 

Petugas menghitung suara di tempat pemungutan suara, di Ankara, Turki,  Ahad, (14/5/2023).
Foto: AP/ Burhan Ozbilici
Petugas menghitung suara di tempat pemungutan suara, di Ankara, Turki, Ahad, (14/5/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA – Sejumlah jajak pendapat sebelum pelaksanaan Pilpres Turki, Ahad (14/5/2023) bermunculan. Capres oposisi Kemal Kilicdaroglu diunggulkan dibandingkan pejawat Presiden Recep Tayyip Erdogan dengan selisih suara lebih dari 10 persen. 

Kilicdaroglu diyakini mampu memenangkan lebih dari 50 persen suara, sebagai syarat pilpres hanya satu putaran. Mereka juga memprediksi koalisi oposisi, Nation Alliance, mampu menyapu mayoritas kursi di parlemen. Minimal enam persen di atas koalisi yang dipimpin AK Party. 

Jajak pendapat  Aksoy Research yang diselenggarakan pada 8 Maret dan dirilis Sabtu (11/3/2023)  menunjukkan, Kilicdaroglu memperoleh dukungan suara 55,6 persen. Sedangkan rivalnya, Erdogan hanya 44,4 persen suara. 

Selain itu, jajak pendapat pada 6-7 Maret oleh Alf Research juga menempatkan Kilicdaroglu sebagai kampiun, dengan 55,1 persen suara dan Erdogan 44,9 persen. Piar Research menempatkan Kilicdaroglu dengan kemenangan 57,1 persen. Erdogan 42,0 persen.

Sedangkan ORC Research memperlihatkan 56,8 persen bakal diraih Kilicdaroglu, sebanyak 43,2 persen untuk Erdogan. Jajak pendapat ini dilaksanakan pada 4-6 Maret, sebelum capres dari oposisi utama diumumkan secara resmi pada 8 Maret.

Gempa bumi Februari 2023, tampaknya hanya berdampak kecil bagi popularitas AKP, partai pendukung Erdogan. Jajak pendapat Metropoll menyajikan data, 34,4 persen responden menyalahkan pemerintah karena kerugian akibat gempa, 26,9 persen menyalahkan kontraktor. 

Sebanyak 15,4 persen menyalahkan pemerintah kota, 12,9 persen responden lainnya menyatakan semua bertanggung jawab. 

Merve Tahiroglu, direktur program Project on Middle East Democracy di Turki menyatakan koalisi oposisi beragam. Setiap sosok penting di koalisi tersebut bisa menjangkau segmen berbeda di Turki. 

‘’Pada momen khusus ini, kita memiliki alasan untuk optimistis pemilu Turki mengantarkan kemenangan oposisi dalam 20 tahun terakhir ini,’’ katanya, dikutip dari Reuters, Selasa (16/5/2023). Pilpres diwarnai kejutan dengan mundurnya capres Muharrem Ince, Kamis (11/5/2023).

Mundurnya Ince yang diumumkan di Ankara, diprediksi mengubah peta politik pilpres. Bersamaan dengan itu, jajak pendapat oleh Konda, menyebutkan dukungan untuk Erdogan 43,7 persen dan Kilicdaroglu  49,3 persen. Maka berpotensi adanya putaran kedua pilpres. 

Survei digelar 6-7 Mei, sebelum pengumuman Ince. Namun setelah Ince mundur, banyak yang meyakini ini berkah bagi Kilicdaroglu. ‘’Saya tak kaget jika Kilicdaroglu meraih dukungan 51 persen,’’ ujar Manajer Konda Bekir Agirdir. Ince diproyeksikan dapat 2,2 persen dukungan. 

 

 

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement