REPUBLIKA.CO.ID,KIEV – Ukraina mengeklaim berhasil menembak jatuh enam rudal hipersonik Kinzhal, milik Rusia sekaligus dalam satu malam. Rudal ini dianggap sebagai senjata super Rusia yang diandalkan untuk melakukan serangan ke Ukraina.
Ini pertama kalinya, Ukraina mengeklaim mampu menghancurkan rudal hipersonik. Jika ini terkonfirmasi, maka menjadi demonstrasi dramatis betapa efektifnya sistem pertahanan udara baru yang dipasok oleh negara-negara Barat sekutu Ukraina.
Enam Kinzhal, rudal balistik yang bergerak dengan kecepatan sepuluh kali kecepatan suara, merupakan salah satu dari 18 rudal voli yang ditembakkan dalam serangan malam ke Ukraina. Membuat Kiev sarat cahaya dan puing rudal bertaburan di udara seperti hujan.
Komandan pasukan Ukraina, Valeriy Zaluzhnyi menyatakan, semua berhasil diadang. Belum ada pernyataan Rusia yang merespons klaim Ukraina itu. Sementara, Pemkot Kiev mengungkapkan, tiga orang terluka karena kejatuhan puing rudal.
Menurut Zaluzhnyi pasukannya mampu mengadang enam Kinzhal yang diluncurkan dari pesawat. Selain itu, mereka juga mengaku berhasil mengadang rudal jelajah Kalibr yang meluncur dari kapal-kapal Rusia di Laut Hitam dan rudal Iskanders yang ditembakkan dari darat.
Awal bulan ini, Ukraina juga mengeklaim untuk pertama kalinya menembak jatuh satu rudal Kinzhal yang melewati Kiev. Keberhasilan ini didukung sistem pertahanan yang baru dikirimkan AS, yaitu Patriot. Sebelumnya, kemampuan Patriot mengadang Kinzhal sebatas teoritis.
Menghantam enam rudal Kinzhal sekaligus akan dianggap sebagai bukti kemampuan Patriot, bukan sekadar keberuntungan.
Pada 2018, President Rusia Vladimir Putin, mengungkapkan, Kinzhal merupakan generasi baru senjata milik Rusia. Ia kerap menyatakan, ini buktu Rusia mampu mengembangkan perangkat keras militer lebih baik, mengalahkan NATO.
Kinzhal, yang berarti pisau belati, mampu membawa hulu ledak konvensional maupun nuklir dengan jarak hingga 2.000 km. Rusia menggunakannya pertama kali dalam perang di Ukraina. Mereka mengakui hanya menggunakannya sesekali.