REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Serangan udara Israel di Gaza telah menyebabkan 2.516 warga Palestina kehilangan tempat tinggal. Dalam sebuah pernyataan, otoritas Palestina menyampaikan, dari ribuan warga tersebut, ada 180 anak yang turut kehilangan tempat tinggal.
Kementerian Pembangunan Sosial di Gaza meminta organisasi Arab, Islam dan internasional untuk memberikan bantuan kepada keluarga yang terkena dampak serangan Israel di Gaza, sebagaimana dilansir TRT World, Rabu (17/5/2023).
Israel melakukan serangan udara selama lima hari di Gaza yang terkepung pada pekan lalu. Akibatnya, 33 warga Palestina tewas dan puluhan lainnya luka-luka, menurut Kementerian Kesehatan. Kelompok-kelompok Palestina membalas dengan tembakan roket ke Israel, yang menewaskan sedikitnya dua orang Israel.
Tentara Israel mengatakan serangannya sebagai tanggapan atas tembakan roket dari wilayah Palestina menyusul kematian seorang pemogok makan Palestina di sebuah penjara Israel awal bulan ini. Kekerasan terhenti pada 13 Mei di bawah gencatan senjata yang ditengahi Mesir. Pada Ahad kemarin, Kantor Media Pemerintah yang dikelola Hamas mengatakan bahwa 2.041 unit rumah rusak dalam serangan Israel di Gaza yang terkepung.
Sementara itu, sebanyak 86 warga Palestina terluka oleh tentara Israel selama serangan di kota Nablus di Tepi Barat yang diduduki. Sebagian ada yang mengalami luka berat karena menjadi sasaran tembakan.
"Staf Bulan Sabit Merah Palestina menangani 86 orang cedera selama bentrokan yang terjadi antara warga Palestina dan tentara Israel di sekitar Makam Yusuf, sebelah timur Nablus," kata Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) dalam sebuah pernyataan pada Rabu (17/5/2023) waktu setempat.
Tentara Israel juga memukuli pemuda Palestina yang melawan serangan pasukan Israel di area Makam Yusuf, sebelah timur Nablus. "Di antara korban luka, ada yang luka berat akibat peluru tajam, lima luka berat akibat peluru logam dan tabung gas, serta 80 lainnya akibat inhalasi gas air mata," tambah PRCS.
Saksi mata menambahkan, bentrokan juga terjadi antara orang-orang bersenjata Palestina dan tentara Israel, yang menggunakan peluru tajam dan logam serta tabung gas air mata. Situs ini telah lama menjadi pusat kekerasan.
Orang-orang Yahudi percaya bahwa situs itu adalah tempat pemakaman patriark Yusuf yang alkitabiah. Muslim, bagaimanapun, menentang pernyataan ini, dengan mengatakan seorang ulama Islam bernama Sheikh Yussef Dawiqat dimakamkan di situs tersebut dua abad lalu.
Ketegangan telah memuncak di Tepi Barat yang diduduki dalam beberapa bulan terakhir di tengah serangan berulang Israel ke kota-kota Palestina. Menurut catatan Palestina, lebih dari 160 warga Palestina telah dibunuh oleh pasukan Israel sejak awal tahun ini. Setidaknya 20 orang Israel juga tewas dalam serangan terpisah selama periode yang sama.