Jumat 19 May 2023 04:30 WIB

Menlu Negara Arab Sambut Suriah Kembali ke Liga Arab

KTT Liga Arab akan berlangsung di Jeddah pada hari ini, Jumat (19/5/2023).

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nidia Zuraya
KTT Liga Arab (ilustrasi).
Foto: suarapalestina.id
KTT Liga Arab (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Para menteri luar negeri negara-negara Arab menyambut baik kembalinya Suriah ke Liga Arab. Mereka menyerukan gencatan senjata di Sudan yang dilanda konflik saat berbincang di Arab Saudi pada Rabu (17/5/2023).

Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan mengatakan, kawasan itu berada di persimpangan jalan dengan menghadapi sejumlah tantangan. Dia menyerukan kerja sama antara negara-negara Arab untuk mencapai keamanan, stabilitas, dan kemakmuran ekonomi.

Baca Juga

Pangeran Faisal juga menyambut baik kembalinya Suriah. Sikap yang sama juga ditunjukan oleh Sekretaris Jenderal liga Ahmed Aboul Gheit dan Menteri Luar Negeri Aljazair Ahmed Attaf.

Menteri Luar Negeri Suriah Faisal Mekdad mengadakan pertemuan bilateral minggu ini  dengan beberapa rekannya di Saudi. Damaskus terus memohon investasi yang sangat dibutuhkan di negara yang dilanda perang itu dan telah bergerak untuk memulihkan hubungan dengan Saudi, Yordania, Mesir, dan Irak.

Mekdad setelah pertemuan mengatakan, Suriah berharap pemerintah Arab akan membantu rekonstruksi dan pengembalian pengungsi Suriah. Dia mengisyaratkan bahwa Assad akan menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Liga Arab.

“Seperti biasa, Suriah tidak bisa absen dari pertemuan puncak mana pun,” kata Mekdad.

KTT Liga Arab akan berlangsung di Jeddah pada Jumat (19/5/2023). Kegiatan itu akan menandai diterimanya kembali Suriah yang dilanda perang ke dalam liga beranggotakan 22 negara setelah ditangguhkan selama 12 tahun.

Keanggotaan Suriah dibekukan setelah penumpasan brutal Presiden Suriah Bashar al-Assad pada protes massa terhadap pemerintahannya pada 2011. Negara itu dengan cepat jatuh ke dalam perang saudara dengan korban hampir setengah juta orang dan menelantarkan setengah dari 23 juta populasi.

Keputusan Suriah kembali ke aliansi negara-negara Arab terjadi ketika negara itu berusaha memperbaiki hubungan dengan Turki. Ankara merupakan pendukung utama kelompok oposisi bersenjata Suriah di barat laut negara itu.

Tapi beberapa negara Arab tetap skeptis dengan kembalinya Suriah ke liga, terutama Qatar.Diplomat senior Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani mengatakan, negaranya menentang kembalinya Suriah tetapi tidak ingin menentang konsensus Arab.

Sheikh Mohammed menyatakan, setiap negara Arab dapat secara sepihak menormalisasi hubungan dengan Suriah. Agar hal itu terjadi dari perspektif Qatar, Suriah dinilai perlu melalui solusi yang adil dan komprehensif untuk konfliknya.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement