Jumat 19 May 2023 10:42 WIB

Berada di Hiroshima, Biden tak akan Minta Maaf Soal Bom Atom

Biden tidak berencana meminta maaf atas penggunaan bom atom di Hiroshima pada 1945

Presiden Amerika Serikat Joe Biden tidak berencana meminta maaf atas penggunaan bom atom di Hiroshima pada 1945 dalam kunjungannya ke kota tersebut dalam rangka KTT G7
Foto: AP
Presiden Amerika Serikat Joe Biden tidak berencana meminta maaf atas penggunaan bom atom di Hiroshima pada 1945 dalam kunjungannya ke kota tersebut dalam rangka KTT G7

REPUBLIKA.CO.ID, HIROSHIMA - Presiden Amerika Serikat Joe Biden tidak berencana meminta maaf atas penggunaan bom atom di Hiroshima pada 1945 dalam kunjungannya ke kota tersebut dalam rangka KTT G7, kata penasihat keamanan nasional Amerika Serikat, Jake Sullivan.

Sebagai salah satu pemimpin G7, Biden akan memberikan penghormatan, baik kepada sejarah maupun Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida yang menjadi daerah pemilihannya sebagai wakil rakyat, kata Sullivan kepada wartawan di dalam pesawat kepresidenan Air Force One sebelum tiba di Jepang pada Kamis (18/5/2023).

Baca Juga

Biden mendarat di pangkalan Korps Marinir AS di Iwakuni, yang terletak sekitar 50 kilometer arah barat daya Hiroshima, Kamis sore waktu setempat.

Biden menjadi presiden kedua AS setelah Barack Obama yang mengunjungi kota yang luluh lantak akibat bom atom pertama di dunia itu yang dijatuhkan Amerika Serikat pada hari-hari terakhir Perang Dunia II.

Biden juga sempat bertemu dengan Perdana Menteri Jepang untuk menegaskan kembali betapa kuatnya persekutuan kedua negara.

Dia akan mengunjungi Museum Peringatan Perdamaian Hiroshima bersama para pemimpin G7 lainnya pada Jumat sebelum berdiskusi yang akan fokus kepada isu-isu global utama, mulai perang Rusia-Ukraina, rantai pasokan dan energi bersih, hingga kecerdasan buatan dan perlucutan senjata nuklir.

Menurut Sullivan, kekhawatiran dan masalah terkait China juga akan dibahas dalam KTT G7.

"Saya pikir Anda akan menyaksikan keselarasan dan kekompakan terkait prinsip-prinsip hakiki dalam pendekatan kami terhadap Republik Rakyat China," kata dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement