REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Joe Biden pada Jumat (19/5/2023) mengatakan kepada para pemimpin G7 bahwa Washington mendukung program pelatihan untuk pilot Ukraina dengan jet tempur F-16. Ini merupakan dukungan yang signifikan karena Kiev berupaya meningkatkan kekuatan udaranya melawan Rusia.
Seorang pejabat Amerika Serikat (AS) menyatakan, pelatihan jet buatan AS akan berlangsung di Eropa. Pelatihan ini akan membutuhkan waktu berbulan-bulan. Pejabat AS telah memperkirakan waktu paling cepat yang dibutuhkan untuk pelatihan dan pengiriman F-16 yaitu mencapai 18 bulan.
“Saat pelatihan berlangsung selama beberapa bulan mendatang, koalisi negara-negara kami yang berpartisipasi dalam upaya ini akan memutuskan kapan benar-benar menyediakan jet, berapa banyak yang akan kami sediakan, dan siapa yang akan menyediakannya,” kata pejabat tersebut.
Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak mengatakan, Inggris akan bekerja sama dengan Belanda, Belgia dan Denmark untuk mendapatkan kemampuan tempur udara yang dibutuhkan Ukraina. Kementerian Pertahanan Denmark mengatakan siap mendukung pelatihan tersebut.
AS berharap pelatihan dapat dimulai dalam beberapa pekan mendatang. Pelatihan akan menggunakan pesawat tempur generasi keempat termasuk F-16. Ukraina menginginkan jet tempur dibuat oleh Lockheed Martin itu untuk melawan pasukan Rusia.
Ukraina mengatakan, F-16 jauh lebih efektif daripada pesawat tempur era Soviet yang kini masih digunakan. Polandia dan Slovakia sebelumnya telah menyerahkan 27 jet tempur MiG-29 ke Ukraina. Inggris dan Belanda berjanji kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy untuk membantu membangun koalisi jet.
"Ini akan sangat meningkatkan pasukan kita di udara. Saya berharap untuk membahas implementasi praktis dari keputusan ini pada KTT G7 di Hiroshima," kata Zelenskiy.