Ahad 21 May 2023 18:00 WIB

Ben-Gvir Sebut Al Aqsa Di Bawah Kuasa Israel

Itamar Ben-Gvir kembali datangi kompleks masjid Al Aqsa

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Menteri Keamanan ekstrem kanan Israel, Itamar Ben-Gvir, dilaporkan kembali menyerbu kompleks masjid suci al-Aqsa di Yerusalem, Ahad (21/5/2023).
Foto: AP
Menteri Keamanan ekstrem kanan Israel, Itamar Ben-Gvir, dilaporkan kembali menyerbu kompleks masjid suci al-Aqsa di Yerusalem, Ahad (21/5/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir mengunjungi kompleks Masjid Al Aqsa pada Ahad (21/5/2023). Dalam kunjungan itu, Ben-Gvir mengatakan, situs suci tersebut adalah tempat paling penting bagi rakyat Israel. Ia juga menyebut Al Aqsa berada di bawah kuasa Israel.

"Saya senang mendaki Temple Mount, tempat paling penting bagi rakyat Israel. Kami berkuasa di Yerusalem dan tanah-tanah Israel lainnya," kata Ben-Gvir.

Baca Juga

Kompleks Masjid Al Aqsa adalah situs suci bagi umat Muslim. Situs ini juga menjadi tempat suci bagi umat Yahudi, yang menyebutnya sebagai Temple Mount. Ben-Gvir mengunjungi situs suci tersebut beberapa hari setelah kelompok pemuda Yahudi bentrok dengan Palestina dan meneriakkan slogan-slogan rasis selama pawai bendera Israel di Kota Tua, Yerusalem.

Kompleks Masjid Al Aqsa menjadi titik paling sensitif antara Muslim dan Yahudi di Yerusalem. Sejumlah konfrontasi berulang kali terjadi di lokasi tersebut.

Pada 2021, ketegangan di sekitar Al Aqsa berkontribusi pada perang 10 hari antara Israel dengan gerakan perlawanan Hamas yang menguasai Jalur Gaza.  Hamas telah berulang kali memperingatkan bahwa pihaknya akan bereaksi terhadap serangan Yahudi di Kompleks Masjid Al Aqsa. Kompleks itu berada dalam pengawasan Yordania di bawah pengaturan status quo yang telah berlangsung lama untuk mengatasi ketegangan.  

"Semua ancaman dari Hamas tidak akan membantu, kami bertanggung jawab di sini di Yerusalem dan seluruh Tanah Israel," kata Ben-Gvir.

Bagi orang Yahudi, Temple Mount adalah tempat tersuci. Dalam Alkitab disebutkan bahwa Raja Salomo membangun kuil pertama 3.000 tahun yang lalu. Sementara kuil kedua dihancurkan oleh orang Romawi. Orang Yahudi meyakini kuil itu berada di Kompleks Masjid Al Aqsa.

 Di bawah pengaturan status quo, non-Muslim dapat mengunjungi situs di jantung Kota Tua tersebut tetapi tidak diizinkan untuk beribadah.  Namun pengunjung Yahudi secara terang-terangan menentang larangan tersebut.

Warga Palestina menganggap, upaya Israel melarang umat Muslim beribadah di Al Aqsa sebagai provokasi dan kekhawatiran bahwa Israel berniat mengambil alih situs tersebut.

 Seorang juru bicara Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengatakan, kunjungan Ben-Gvir ke halaman Masjid Al-Aqsa tidak akan mengubah kenyataan dan tidak akan memaksakan kedaulatan Israel atas situs suci itu. Seorang juru bicara Hamas mengatakan, Israel akan menanggung konsekuensi atas kunjungan Ben-Gvir di Al Aqsa. Juru bicara itu menyerukan kepada seluruh warga Palestina untuk meningkatkan kunjungan mereka dan berdiri sebagai benteng dalam menghadapi semua upaya untuk menjadikan situs suci ketiga umat Islam itu sebagai situs Yahudi.  

 Israel merebut Kota Tua Yerusalem, yang meliputi Al-Aqsa dan Tembok Barat yang berdekatan selama perang Timur Tengah 1967. Israel juga mencaplok Yerusalem Timur. Tindakan Israel ini tidak diakui oleh masyarakat internasional.

Israel menganggap seluruh kota Yerusalem, termasuk Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya yang abadi dan tidak terbagi. Sementara Palestina menginginkan Yerusalem Timur sebagai ibu kota negara masa depan.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement