REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA - Pemilihan Presiden Turki putaran kedua menunjukkan jumlah pemilih yang lebih banyak di perwakilan luar negeri dan gerbang pabean pada Rabu (24/5/2023), melebihi dari pemungutan suara pada putaran pertama.
Pemungutan suara di misi diplomatik berakhir pada Rabu, sementara proses tersebut akan terus berlanjut di gerbang pabean hingga pukul 5 sore waktu setempat pada Ahad (28/5/2023)
Menurut Dewan Pemilihan Umum Turki (YSK), sebanyak lebih dari 1,8 juta warga Turki memberikan suara mereka di misi luar negeri negara itu dan gerbang pabean pada pukul 18.24 sore waktu setempat. Sejauh ini ada penambahan 18 orang pemilih dibandingkan saat pemungutan suara putaran pertama yang diadakan pada 14 Mei lalu.
Mereka yang tidak dapat memberikan suaranya dalam waktu yang sudah ditentukan di negara tempat mereka tinggal akan dapat memberikan suara di gerbang pabean hingga pukul 5 sore 17.00 pada Ahad (28/5/2023)
Pada pemilihan putaran pertama, warga negara Turki memberikan suara mereka di kantor perwakilan luar negeri Turki pada 27 April hingga 9 Mei, dan di gerbang pabean hingga 14 Mei.
Aliansi Rakyat, partai Presiden Recep Tayyip Erdogan memenangi suara mayoritas di parlemen, sementara pemilihan presiden berlanjut ke putaran kedua karena tidak ada calon yang memperoleh mayoritas tunggal, atau lebih dari 50 persen suara. Erdogan, tetap unggul dengan perolehan 49,2 persen suara.
Erdogan akan menghadapi Kemal Kilicdaroglu, pemimpin oposisi utama dari Partai Rakyat Republik (CHP) dan kandidat bersama untuk oposisi enam partai Aliansi Bangsa, dalam pemungutan suara putaran kedua.