REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Perusahaan implan otak Elon Musk Neuralink mengatakan, telah mendapat izin dari regulator Amerika Serikat (AS) untuk mulai menguji perangkatnya pada manusia. Hanya saja, perusahan tidak memberikan rincian tentang studi potensial dan tidak terdaftar di database uji klinis pemerintah AS.
Pejabat Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) tidak mengkonfirmasi atau menyangkal dalam memberikan persetujuan. Namun juru bicara FDA Carly Kempler mengatakan, lembaga itu mengakui dan memahami bahwa perusahaan Musk membuat pengumuman tersebut.
Neuralink mengatakan pada pekan ini, bahwa pihaknya belum merekrut peserta untuk penelitian tersebut dan akan segera memberikan informasi lebih lanjut. Musk mengatakan pada Desember tahun lalu, bahwa timnya sedang dalam proses meminta regulator untuk mengizinkan menguji perangkat Neuralink.
Perangkat ini seukuran koin besar dan dirancang untuk ditanamkan di tengkorak, dengan kabel ultra tipis yang langsung masuk ke otak. Menurut Musk, dua aplikasi pertama pada manusia adalah untuk mencoba memulihkan penglihatan dan mencoba membantu orang dengan sedikit atau tanpa kemampuan untuk mengoperasikan otot dengan cepat menggunakan perangkat digital. Dia juga membayangkan bahwa sinyal dari otak dapat dijembatani ke perangkat Neuralink di sumsum tulang belakang untuk seseorang dengan leher patah.
Setelah Musk membuat presentasi akhir tahun lalu tentang perangkat tersebut, Direktur Pendukung Center for Neurotechnology di University of Washington Rajesh Rao mengatakan, menurutnya Neuralink tidak berada di depan dari tim lain. Mereka berada di posisi sama dalam hal pencapaian antarmuka otak-komputer tetapi cukup maju dalam hal perangkat keras.
Tidak jelas seberapa baik perangkat ini atau antarmuka serupa pada akhirnya akan berfungsi atau seberapa amannya. Antarmuka Neuralink dianggap sebagai "perangkat investigasi" pada saat ini dan uji klinis dirancang untuk mengumpulkan data tentang keamanan dan efektivitas.
Neuralink adalah salah satu dari banyak kelompok yang bekerja untuk menghubungkan sistem saraf ke komputer. Inovasi ini upaya yang ditujukan untuk membantu mengobati gangguan otak, mengatasi cedera otak, dan aplikasi lainnya.
Menurut clinicaltrials.gov, ada lebih dari 30 uji coba antarmuka komputer otak atau tulang belakang yang sedang berlangsung. Salah satunya laporan awal pekan ini oleh para peneliti di Swiss.
Mereka menerbitkan penelitian di jurnal Nature yang menggambarkan sebuah implan yang mengembalikan komunikasi antara otak dan sumsum tulang belakang. Keberhasilan itu membantu seorang laki-laki lumpuh berdiri dan berjalan secara alami.