Ahad 28 May 2023 03:30 WIB

PBB: Setengah Juta Anak di Yaman Berisiko Kekurangan Gizi Akut

Yaman telah dilanda kekerasan dan ketidakstabilan sejak 2014 .

 Anak-anak Yaman berdiri di dekat botol air kosong di dekat tangki sumbangan di sebuah kamp Pengungsi Internal (IDP) di pinggiran Sana
Foto: EPA-EFE/YAHYA ARHAB
Anak-anak Yaman berdiri di dekat botol air kosong di dekat tangki sumbangan di sebuah kamp Pengungsi Internal (IDP) di pinggiran Sana

REPUBLIKA.CO.ID, SANAA -- Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperingatkan bahwa setengah juta anak di wilayah-wilayah yang dikuasai pemerintah Yaman menghadapi risiko kekurangan gizi akut tahun ini.

"Diperkirakan pada 2023, setengah juta anak akan menderita kekurangan gizi akut, termasuk hampir 100.000 anak yang kemungkinan besar akan mengalami kekurangan gizi kronis," demikian pernyataan bersama Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO), Dana Anak-Anak PBB (UNICEF) dan Program Pangan Dunia (WFP), Sabtu (27/5/2023).

Baca Juga

Badan-badan PBB tersebut juga memperkirakan akan ada hingga seperempat juta perempuan hamil dan menyusui yang mengalami kekurangan gizi akut. Yaman merupakan salah satu negara di dunia yang paling berisiko mengalami kerawanan pangan, yang sebagian besar disebabkan oleh dampak konflik dan penurunan ekonomi, kata pernyataan itu.

Badan-badan PBB di Yaman terpaksa menghentikan bantuan mereka kepada jutaan orang di Yaman, yang sedang dilanda perang dalam beberapa bulan terakhir, di tengah kekurangan dana organisasi untuk operasi kemanusiaan mereka.

Yaman telah dilanda kekerasan dan ketidakstabilan sejak 2014 ketika kelompok pemberontak Houthi, yang beraliansi dengan Iran, menggulingkan pemerintahan Yaman dan merebut sebagian besar kota-kota di negara tersebut, termasuk ibu kota Sanaa.

PBB mencatat perang saudara yang telah berkecamuk selama sembilan tahun itu telah menewaskan hampir 400.000 orang di Yaman, dan jutaan orang mengungsi. Situasi tersebut menjadikan Yaman sebagai negara yang mengalami salah satu krisis kemanusiaan terburuk di dunia.

 

sumber : Antara/Anadolu Agency
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement