REPUBLIKA.CO.ID, MONGOLIA DALAM -- Kementerian Luar Negeri Cina (MFA) mendukung berbagai upaya yang dilakukan Serbia dalam mempertahankan dan menjaga kedaulatan dan keutuhan wilayahnya.
"Kami juga menentang tindakan sepihak oleh lembaga sementara di Pristina dengan menyerukan agar menjalankan tugas semestinya membangun komunitas kota itu yang mayoritas beretnis Serbia," kata juru bicara MFA Mao Ning di Beijing, Selasa (31/5/2023).
Ia juga mendesak Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) menghormati kedaulatan negara dan integritas teritorial Serbia.
"NATO juga harus benar-benar berkontribusi pada perdamaian di kawasan," ucap Mao.
Sebagaimana dilaporkan Bloomberg, kekerasan meningkat di Kosovo utara pada Senin (29/5/2023) setelah para pengunjuk rasa terlibat bentrokan dengan polisi dan penjaga perdamaian yang dipimpin NATO. Kerusuhan tersebut menyebabkan puluhan orang terluka.
Pihak NATO mengeklaim sekitar 25 tentaranya terluka, sedangkan Presiden Serbia Aleksandar Vucic kepada wartawan di Beograd mengatakan lebih dari 50 warganya terluka, termasuk satu dalam kondisi kritis akibat luka tembak.
Perang Kosovo merupakan konflik antara etnis Albania dengan pemerintah Serbia di Kosovo yang berlangsung pada 28 Ferbruari 1998 hingga 11 Juni 1999.
Konflik tersebut kini memanas lagi sehingga menghambat upaya Barat dalam mengatasi perselisihan yang berlangsung selama bertahun-tahun itu.