REPUBLIKA.CO.ID,WASHINGTON – Pemerintah dan parlemen AS terus mendesak Turki menyetujui Swedia menjadi anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Hingga kini, Turki dan Hungaria belum memberikan lampu hijau atas keinginan Swedia masuk NATO.
Senator senior AS, Bob Menendez menginginkan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan melunak sikapnya terhadap sekutu di NATO dan negara tetangganya. Jika tak dilakukan, ia akan terus menentang rencana penjualan pesawat tempur F-16 ke Turki.
‘’Sekarang yang penting bagaimana Erdogan menggerakkan masa depan Turki. Jika dia ingin perubahan dari sikap sebelumnya, saya akan melihatnya,’’ kata Menendez yang menjabat Ketua Komite Hubungan Luar Negeri Senat AS. Ia berasal dari Partai Demokrat.
Pada Oktober 2021, Turki menyatakan keinginan membeli pesawat tempur F-16 buatan Lockheed Martin dan hampir 80 kit modernisasi dengan nilai 20 miliar dolar AS. Pemerintahan Presiden Joe Biden menyepakatinya dan menunggu Kongres menyutujuinya.
Rencana penjualan itu dapat penentangan dari parlemen, terutama Menendez. Dalihnya seperti Turki tak juga meratifikasi keanggotaan Swedia di NATO, pemenjaraan jurnalis oleh Turki serta catatan HAM, dan pesawat Turki yang melanggar wilayah udara Yunani.
Menurut Menendez, ia belum mendapatkan kabar lagi dari Biden mengenai sikap Turki sejak menelepon untuk mengucapkan selamat atas kemenangan Erdogan di pilpres 28 Mei lalu. Erdogan menegaskan kembali keinginan membeli F-16.
Biden pun menyampaikan, Washington menghendaki Ankara tak lagi keberatan Swedia jadi anggota NATO. Pada Selasa (30/5/2023), desakan disampaikan Menlu AS Antony Blinken agar segera memfinalkan akses keanggotan Swedia.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menyatakan, "Saatnya sekarang bagi Turki tak lagi keberatan Swedia bergabung dengan NATO.’’
Blinken sampaikan hal ini, Selasa (30/5/2023). Ia menyampaikan pula, pemerintahan Presiden Joe Biden yakin Turki akan mendapatkan pembaruan pesawat tempur F-16 sesegera mungkin.