Sabtu 03 Jun 2023 21:26 WIB

Setelah Rekonsiliasi, Iran-Saudi Bentuk Aliansi Angkatan Laut

Hanya kerja sama satu sama lain yang membawa keamanan ke kawasan ini.

Rep: Kamran Dikarma, Lintar Satria Zulfikar/ Red: Ferry kisihandi
 Foto selebaran yang disediakan oleh Angkatan Darat Iran menunjukkan fregat Sahand kelas Moudge dari Angkatan Laut Republik Islam Iran (depan) selama latihan militer bersama kapal perang Iran, Rusia, dan China di Teluk Oman, selatan Iran, Jumat (17/3/2023). Iran, China, dan Rusia memulai latihan militer angkatan laut bersama di Teluk Oman pada 17 Maret 2023 selama dua hari, menurut Angkatan Darat Iran.
Foto: EPA-EFE/IRANIAN ARMY
Foto selebaran yang disediakan oleh Angkatan Darat Iran menunjukkan fregat Sahand kelas Moudge dari Angkatan Laut Republik Islam Iran (depan) selama latihan militer bersama kapal perang Iran, Rusia, dan China di Teluk Oman, selatan Iran, Jumat (17/3/2023). Iran, China, dan Rusia memulai latihan militer angkatan laut bersama di Teluk Oman pada 17 Maret 2023 selama dua hari, menurut Angkatan Darat Iran.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN – Komandan Angkatan Laut Iran Shahram Irani mengatakan, negaranya dan Arab Saudi beserta tiga negara Teluk lainnya, yakni Bahrain, Qatar, dan Uni Emirat Arab (UEA), berencana membentuk aliansi angkatan laut. India serta Pakistan akan turut aliansi tersebut.

"Negara-negara di kawasan hari ini menyadari hanya kerja sama satu sama lain yang membawa keamanan ke kawasan ini," kata Irani, dikutip laman Al Araby, Sabtu (3/62023). Ia tak menjelaskan secara mendetail mengenai bentuk aliansi yang diinisiasi. 

Dia hanya mengungkapkan, aliansi itu akan segera terbentuk. Sebelumnya, UEA mengatakan tidak lagi terlibat dalam operasi gugus tugas yang dipimpin AS untuk melindungi Teluk Arab. Beberapa pekan terakhir kapal-kapal tanker UEA disita Angkatan Laut Iran.

UEA merespons laporan surat kabar Wall Street Journal yang mengutip sumber AS dan Teluk. Sumber mengatakan negara Teluk frustrasi dengan lemahnya respons AS terhadap penyitaan kapal tanker baru-baru ini oleh Iran.

Dalam pernyataannya, Kamis (1/6/2023) UEA mengatakan terdapat 'salah karakterisasi' dalam percakapan dua negara. Tetapi UEA mengatakan telah berhenti terlibat dalam Pasukan Maritim Gabungan (CMF) yang bermarkas di pangkalan angkatan laut AS di Bahrain, dua bulan  lalu.

Namun situs CMF menunjukkan UEA belum keluar dari CMF yang dibentuk 2001 untuk mengatasi terorisme internasional. UEA satu dari 38 negara yang bekerja sama dalam isu keamanan, kontra terorisme dan kontra-bajak laut di Laut Merah dan kawasan Teluk.

Pada Maret lalu, Iran dan Saudi mencapai kesepakatan rekonsiliasi. Cina berperan besar dalam memediasi Riyadh dan Teheran. Saat ini Iran dan Saudi dalam proses membuka kembali misi diplomatiknya.

Pulihnya hubungan Iran dengan Saudi dipandang positif akan membantu penyelesaian beberapa masalah di kawasan, terutama konflik Yaman. Saudi memutuskan hubungan diplomatiknya dengan Iran pada 2016. 

Langkah itu diambil setelah Kedutaan Besar Arab Saudi di Teheran digeruduk dan dibakar massa pengunjuk rasa. Penggerudukan itu terjadi saat warga Iran berdemonstrasi memprotes keputusan Saudi mengeksekusi mati ulama Syiah bernama Nimr al-Nimr.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement