Ahad 04 Jun 2023 15:45 WIB

Pertemuan Rahasia Badan Intelijen Beberapa Negara Digelar di Singapura, Ada Apa?

Kedutaan masing-masing negara membantah ada pertemuan intelijen di Singapura

Rep: Amri Amrullah / Red: Nashih Nashrullah
CIA. Ilustrasi. Kedutaan masing-masing negara membantah ada pertemuan intelijen di Singapura
Foto:

Amerika Serikat, Inggris, Kanada, Australia, dan Selandia Baru mengoperasikan apa yang disebut jaringan Five Eyes untuk mengumpulkan dan berbagi informasi intelijen yang luas, dan para pejabat intelijen mereka sering bertemu.

Pertemuan yang lebih besar dari komunitas intelijen lebih jarang terjadi, dan hampir tidak pernah dipublikasikan. Meskipun hanya sedikit rincian yang tersedia tentang diskusi spesifik di Singapura, namun perang Rusia di Ukraina dan kejahatan transnasional muncul dalam pembicaraan pada Jumat, kata orang yang mengetahui tentang diskusi tersebut menambahkan.

Pada Kamis malam, para kepala intelijen mengadakan pertemuan informal. Tidak ada perwakilan Rusia yang hadir, kata salah satu sumber. Wakil Menteri Pertahanan Ukraina, Volodymr V Havrylov, terlihat hadir dalam Shangri-La Dialogue, walaupun ia menampik telah menghadiri pertemuan intelijen tersebut.

Sumber lain mengatakan bahwa suasana pertemuan itu bersifat kolaboratif dan kooperatif, dan tidak konfrontatif. Pada dialog keamanan utama, lebih dari 600 delegasi dari 49 negara mengadakan sesi pleno selama tiga hari, serta pertemuan bilateral dan multilateral secara tertutup di Hotel Shangri-La yang luas.

Perdana Menteri Australia Anthony Albanese memberikan pidato utama, sementara Menteri Pertahanan Amerika Serikat Lloyd Austin, Menteri Pertahanan Tiongkok Li Shangfu, dan rekan-rekannya dari Inggris, Jepang, Kanada, Indonesia dan Korea Selatan juga turut berbicara.

Baca juga: Mualaf Lourdes Loyola, Sersan Amerika yang Seluruh Keluarga Intinya Ikut Masuk Islam

Haines merupakan salah satu delegasi resmi Amerika Serikat untuk Shangri-La Dialogue. Dalam sebuah diskusi tentang keamanan siber pada pertemuan utama, dalam menanggapi pertanyaan dari seorang perwira militer China, dia mengatakan bahwa kerja sama antarnegara sangat penting.

"Sangatlah penting, bahkan ketika ada ketidakpercayaan, dan bahkan ketika Anda menghadapi musuh yang sebenarnya, Anda masih mencoba untuk menyelesaikan dan bekerja sama dalam isu-isu yang menjadi kepentingan bersama dan juga mencoba mengelola potensi eskalasi," ungkapnya.

Ini ditunjukkan dengan kehadiran pejabat intelijen Amerika Serikat ke China. Dimana salah seorang pejabat Amerika Serikat mengatakan pada Jumat Direktur CIA William Burns mengunjungi China bulan lalu untuk melakukan pembicaraan dengan rekan-rekannya dari China ketika pemerintahan Biden berusaha untuk meningkatkan komunikasi dengan Beijing.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement