Senin 05 Jun 2023 18:54 WIB

Uni Eropa Perpanjang Larangan Impor Produk Makanan Ukraina ke Lima Negara

Larangan impor ini bertujuan untuk mengurangi kelebihan pasokan biji-bijian di Eropa.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolandha
Petani mengumpulkan gandum di Zghurivka, Ukraina, Selasa (9/8). Eropa memperpanjang larangan impor beberapa produk makanan dari Ukraina.
Foto: AP/Efrem Lukatsky
Petani mengumpulkan gandum di Zghurivka, Ukraina, Selasa (9/8). Eropa memperpanjang larangan impor beberapa produk makanan dari Ukraina.

REPUBLIKA.CO.ID, WARSAWA -- Menteri Pertanian Polandia Robert Telus telah menerima draf peraturan dari Komisi Eropa yang memperpanjang larangan impor beberapa produk makanan Ukraina hingga 15 September. Sebelumnya, pada 2 Mei, Uni Eropa menetapkan pembatasan hingga 5 Juni untuk impor gandum Ukraina, jagung, rapeseed, dan biji bunga matahari.

Larangan impor ini bertujuan untuk mengurangi kelebihan pasokan biji-bijian di Bulgaria, Hongaria, Polandia, Rumania, dan Slovakia. Negara-negara tersebut memprotes bahwa biji-bijian Ukraina yang lebih murah membuat produksi dalam negeri tidak menguntungkan. Mereka telah meminta Uni Eropa untuk memperpanjang larangan tersebut.  

Baca Juga

"Kami telah menerima dari Komisi Eropa rancangan peraturan baru yang melarang impor empat produk ke lima negara. Tanggal efektif yang diatur dalam draf adalah 15 September tahun ini. Ini masih draf, tapi saya harap ini akan berlaku mulai besok," ujar Telus.

Gandum, jagung, rapeseed, dan biji bunga matahari Ukraina dapat dijual ke negara lain di Uni Eropa. Sebelumnya Uni Eropa telah meliberalisasi semua impor dari Ukraina untuk membantu upaya Kiev menangkis invasi Rusia. Kelima negara tersebut menjadi jalur transit biji-bijian Ukraina yang tidak bisa diekspor melalui pelabuhan Laut Hitam karena perang.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyerukan penghapusan tanpa syarat dari semua pembatasan ekspor produk pertanian Ukraina. Hal itu disampaikan Zelenskyy dalam pembicaraan dengan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen pada Kamis (1/6/2023).

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement