Senin 05 Jun 2023 23:39 WIB

Belgia akan Selidiki Kemungkinan Senjatanya Digunakan di Wilayah Rusia

Belgia pertanyakan senjata pemberian digunakan pasukan Pro-Ukraina di Rusia

 Foto selebaran yang dirilis oleh Administrasi Negara Regional Dnipropetrovsk Ukraina menunjukkan petugas pemadam kebakaran memadamkan api di lokasi fasilitas yang terkena serangan rudal, di Dnipro, Ukraina tenggara, Jumat (28/4/2023), di tengah invasi Rusia.
Foto: EPA-EFE/DNIPROPETROVSK OBLAST STATE ADMINISTR
Foto selebaran yang dirilis oleh Administrasi Negara Regional Dnipropetrovsk Ukraina menunjukkan petugas pemadam kebakaran memadamkan api di lokasi fasilitas yang terkena serangan rudal, di Dnipro, Ukraina tenggara, Jumat (28/4/2023), di tengah invasi Rusia.

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Perdana Menteri Belgia Alexander De Croo mengatakan negaranya akan meminta klafirikasi dari Ukraina mengenai laporan senjata Belgia digunakan pasukan pro-Ukraina memerangi pasukan Rusia di dalam wilayah Rusia. Pada Sabtu (3/6/2023) Washington Post melaporkan pasukan anti-Kremlin menggelar serangan lintas batas dari Ukraina ke Belgorod, Rusia.

Serangan bulan lalu itu menggunakan kendaraan taktis yang awalnya diberikan Amerika Serikat dan Polandia serta senapan laras panjang yang diberikan Belgia dan Republik Ceko ke Ukraina.

"Kementerian Pertahanan dan lembaga intelijen kami akan mulai menyelidiki dan meminta informasi untuk menentukan apa yang sebenarnya terjadi," kata De Croo pada stasiun Radio 1, Senin (5/6/2023).

"Senjata-senjata Eropa yang dikirimkan ke Ukraina dengan syarat digunakan di dalam wilayah Ukraina untuk tujuan membela wilayahnya. Dan kami memiliki kontrol ketat untuk melihat apa yang terjadi," katanya.

De Croo menolak memberikan komentar mengenai kemungkinan konsekuensi bila laporan Washington Post terkonfirmasi."Kami tidak boleh terburu-buru di sana, tapi kami menganalisa situasinya dan kami akan menanggapi dengan sangat serius," kata perdana menteri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement