REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO – Mesir dan Israel akan mengadakan pertemuan keamanan darurat setelah baku tembak di perbatasan kedua negara yang menewaskan tiga tentara Israel dan seorang perwira polisi Mesir, demikian dilaporkan Egypt Independent.
Insiden tersebut, yang merupakan baku tembak mematikan pertama di sepanjang perbatasan Mesir Israel dalam lebih dari satu dekade terakhir.
Insiden ini melibatkan seorang perwira polisi Mesir yang disebut-sebut telah menyeberangi perbatasan menuju Israel selatan, kemudian tembak menembak menewaskan dua tentara Israel di sebuah pos penjagaan.
Petugas tersebut kemudian terbunuh dalam baku tembak kedua, di mana seorang tentara ketiga terbunuh. Tentara keempat, seorang bintara juga mengalami luka ringan dalam serangan tersebut.
Serangan tersebut dilaporkan terjadi di sekitar penyeberangan perbatasan Nitzana. Wilayah ini terletak sekitar 40 km sebelah tenggara dari titik di mana perbatasan Israel dengan Mesir dan Jalur Gaza yang terkepung bertemu.
Sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh militer Mesir mengungkapkan pada waktu fajar, di hari Sabtu, salah satu personil keamanan yang bertanggung jawab untuk mengamankan garis perbatasan internasional mengejar jaringan penyelundupan narkoba.
Dan selama pengejaran, personil keamanan menerobos batas penghalang keamanan, yang mengakibatkan tembak menembak antar dua penjaga perbatasan.
"Hal ini menyebabkan tewasnya tiga personel keamanan Israel dan melukai dua orang lainnya, di samping tewasnya satu personel keamanan Mesir dalam baku tembak tersebut, " tambah pernyataan itu.
"Semua tindakan pencarian, penyelidikan dan pengamanan sedang dilakukan di daerah tersebut, serta mengambil langkah-langkah hukum terkait insiden tersebut," dikutip dari Middle East Monitor, Selasa (6/6/2023).
Baca juga: Terpikat Islam Sejak Belia, Mualaf Adrianus: Jawaban Atas Keraguan Saya Selama Ini
Menurut militer Israel, pertempuran meletus ketika tentara menggagalkan upaya penyelundupan narkoba di perbatasan. Laporan-laporan yang belum dikonfirmasi mengaitkan serangan tersebut dengan kelompok yang sebelumnya tidak dikenal yang menamakan diri mereka "Perisai Mesir." Kelompok ini telah mengaku bertanggung jawab penyeludupan itu, sesuai dilaporkan media Al-Manar.
Jerusalem Post mencatat bahwa penembakan tersebut merupakan pengingat akan ancaman yang datang dari wilayah ini di masa lalu.
"Secara umum, dekade terakhir telah melihat penurunan ancaman-ancaman ini karena militer Mesir telah membawa perdamaian dan stabilitas di sebagian besar wilayah Sinai. Namun, penyelundupan narkoba dan isu-isu lain terus menjadi masalah di sepanjang perbatasan panjang antara Israel dan semenanjung tersebut."