REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Perusahaan energi nuklir negara Rusia Rosatom pada Selasa (6/6/2023) mengatakan, jebolnya bendungan di Ukraina selatan tidak menimbulkan ancaman bagi pembangkit nuklir Zaporizhzhia. Pembangkit nuklir yang terletak di wilayah Ukraina tersebut, saat ini berada di bawah kendali Rusia.
Ukraina dan Rusia pada Selasa saling menuduh perihal ledakan bendungan Nova Kakhovka era Soviet. Bendungan ini terletak di wilayah Kherson, Ukraina yang dikendalikan oleh pasukan Rusia. Ledakan bendungan ini dapat menyebabkan banjir. Direktur pembangkit listrik yang dikendalikan Rusia, Yury Chernichuk mengatakan, situasi di pembangkit nuklir stabil.
"Saat ini tidak ada ancaman terhadap keselamatan PLTN Zaporizhzhia. Lima unit dalam keadaan cold shutdown, 1 dalam keadaan hot shutdown. Ketinggian air di kolam pendingin tidak berubah dan 16,67 meter," ujar Chernichuk.
Chernichuk mengatakan, pendingin air kolam penyimpanan bahan bakar nuklir berada di sirkuit tertutup dan tidak memiliki kontak langsung dengan air yang berasal dari Reservoir Kakhovka. Sementara sistem pembuangan panas bergantung pada air dari reservoir dan dapat diisi ulang dengan air dari beberapa sumber alternatif.
Badan energi atom negara Ukraina mengatakan, situasi di pembangkit itu terkendali. Tetapi tingkat penurunan reservoir yang cepat menimbulkan ancaman tambahan terhadap pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa karena beberapa sistemnya bergantung pada air waduk untuk beroperasi.
Pengawas nuklir PBB mengatakan, tidak ada risiko keamanan nuklir langsung di PLTN Zaporizhzhia. Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mengatakan, para pakar sedang memantau situasi dengan cermat.
“IAEA mengetahui laporan kerusakan di bendungan Kakhovka Ukraina. Pakar IAEA di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Zaporizhzhia sedang memantau situasi dengan cermat, tidak ada risiko keselamatan nuklir langsung," ujar IAEA.
Bendungan itu berada di Sungai Dnipro. Bendungan ini menyediakan air pendingin untuk pembangkit nuklir Zaporizhzhia.