REPUBLIKA.CO.ID, DHAKA -- Bangladesh telah berjanji tidak akan memaksa pengungsi Rohingya kembali ke Myanmar. Wakil Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi, Kelly T Clements mengatakan, pengungsi Rohingya yang ingin kembali ke Myanmar harus memiliki akses informasi yang jelas.
“Pengungsi yang ingin kembali harus memiliki akses ke informasi yang jelas dan faktual, untuk dapat membuat keputusan yang bebas dan terinformasi,” ujar Clements setelah melakukan kunjungan empat hari ke Bangladesh.
“Dalam kondisi apa pun para pengungsi tidak boleh dipaksa untuk kembali, pemerintah (Bangladesh) meyakinkan kami bahwa hal itu tidak akan terjadi,” ujar Clements, dilaporkan Al Arabiya, Selasa (6/6/2023).
Sekitar 1 juta orang Rohingya mengungsi ke Bangladesh pada 2017. Mereka melarikan diri dari penumpasan militer Myanmar. Orang-orang Rohingya tidak memiliki kewarganegaraan setelah Myanmar berhenti mengakui kewarganegaraan mereka pada 2015. Myanmar menilai orang Rohingya merupakan penyusup dari Bangladesh. Namun Muslim Rohingya sebenarnya telah menetap dan berakar di Myanmar selama berabad-abad.
Bangladesh dan Myanmar telah menyetujui repatriasi percontohan terhadap 1.176 pengungsi. Namun ada kekhawatiran bahwa repatriasi itu menimbulkan risiko besar. Bangladesh telah berulang kali mengatakan pemulangan akan dilakukan secara sukarela.
Namun beberapa orang Rohingya mengatakan, mereka telah diancam untuk bergabung dengan program repatriasi. Seorang pria Rohingya yang meminta namanya dirahasiakan mengatakan, para pemimpin kamp pengungsi telah meneleponnya setiap hari.
“Mereka berkata: ‘Jika kamu tidak pergi, kamu tidak bisa tinggal di sini, kami akan mengalahkanmu,'" ujar pria Rohingya itu.
Pengungsi Rohingya lainnya juga mengatakan, dia telah di minta untuk ikuti program repatriasi. Seorang pengungsi yang tidak mau disebutkan namanya itu akan ikuti program pemulangan jika Myanmar mengembalikan tanahnya.
"Mereka berkata: 'Kamu harus pergi, kamu tidak bisa tinggal di sini'. Tetapi mengapa kami harus pergi jika kami tidak mendapatkan tanah kami kembali? Jika mereka (Myanmar) memberi kami kewarganegaraan, kami akan kembali. Jika mereka memberi kami tanah kami, kami akan pergi," ujar pengungsi Rohingya itu.