REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Ratusan orang dievakuasi dari pemukiman di sepanjang bagian selatan Sungai Dnipro, Ukraina pada Selasa (6/6/2023). Evakuasi berlangsung setelah air meluap melalui bendungan Nova Kakhovka yang jebol, sehingga menenggelamkan jalan-jalan dan alun-alun kota.
Runtuhnya penghalang di ujung selatan waduk Kakhovka yang luas melepaskan air yang cukup besar. Hal ini menambah kesengsaraan bagi ribuan orang yang terjebak di garis depan perang antara Ukraina dan Rusia.
Rusia mengontrol tepi kiri Dnipro dan bendungan Kakhovka, sementara Ukraina menguasai tepi kanan. Kedua negara saling menyalahkan atas jebolnya bendungan itu.
Rekaman video yang diunggah di media sosial menunjukkan banjir parah di Kota Nova Kakhovka yang dikuasai Rusia. Wali kota setempat yang dilantik Rusia mengatakan, ketinggian air di kota itu telah naik hingga lebih dari 11 meter.
Beberapa penduduk telah dibawa ke rumah sakit. Namun, wali kota tidak memberikan perincian lebih lanjut.
Dalam satu video, angsa tampak berenang melewati gedung dewan kota, sementara video lainnya menunjukkan sebuah stadion olahraga di sebelah sungai terendam. Administrasi yang ditunjuk Rusia di wilayah Kherson, Ukraina mengatakan, mereka sedang bersiap untuk mengevakuasi tiga distrik, yaitu Nova Kakhovka, Golo Pristan, dan Oleshky.
Dua distrik terakhir terletak di seberang muara Sungai Dnipro dari ibu kota wilayah yang dikuasai Ukraina, Kherson. Ketinggian air di wilayah itu sudah naik lebih dari 1 meter dan diperkirakan akan naik lebih tinggi.
"Aliran air di Sungai Dnipro dan anak-anak sungainya sangat deras," kata warga Kherson, Oleksandr Syomyk sambil berdiri di tepi sungai yang meluap.
"Tingkat air naik 1 meter. Kita lihat apa yang terjadi selanjutnya, tapi kami berharap yang terbaik," ujar Syomyk.