REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN – Iran telah mengungkapkan rudal balistik hipersonik Fattah kepada publik. Rudal ini diklaim memiliki kemampuan menghantam sistem pertahanan. Kemampuan yang bakal menjadi perhatian lebih serius dari Israel dan negara-negara Barat.
Sebenarnya, apa rudal hipersonik ini? Rudal hipersonik merupakan proyektil yang mampu bergerak dalam kecepatan Mach 5 atau lima kali kecepatan suara. Atau bisa dikatakan rudal ini bergerak dengan kecepatan 1,7 km per detik atau 6.174 km per jam.
Sejumlah rudal balistik sudah mencapai kecepatan seperti ini. Namun, jenis baru senjata ini mampu memisahkan diri yang kemudian mengarah secara acak ke target setelah meluncur ke atmosfer bumi. Maka akan lebih sulit dideteksi oleh sistem radar.
Rudal ini juga bakal lebih sulit dihancurkan oleh tameng pertahanan musuh. Namun ada tantangan yang dihadapi. Satu sisi, di atmosfer lebih tinggi menghasilkan suhu tinggi ekstrem. Di sisi lain, kecepatan intens menghasilkan partikel superpanas yang mengelilinginya.
Kondisi tersebut membuat sulit bagi radio komunikasi mendeteksinya. Sejauh ini, Rusia dan Cina memamerkan senjata hipersoniknya Moskow satu-satunya yang telah menguji senjata hipersonik di pertempuran. AS juga telah mengujinya tapi jauh tertinggal dari dua rivalnya itu.
Lalu, seperti apa rudal hipersonik Iran? Beberapa bulan setelah Islamic Revolutionary Guard Corps (IRGC) pertama kali mengumumkan pada November tahun lalu bahwa mereka punya rudal hipersonik, baru Selasa (6/6/2023), rudal bernama Fattah itu dipamerkan.
Baca Juga: Israel Khawatir Rudal Hipersonik Baru Iran akan Sulit Dicegat
Iran menyatakan,’’Proyektil ini mempunyai jangkauan 1.400 km dan mampu bergerak dengan kecepatan hingga Mach 15 atau 5,1 km per detik sebelum menghantam target.’’ Dengan kemampuan seperti ini, mestikah ini mencuri perhatian Israel dan Barat?
Jangkauan Fattah saat ini baru sebatas jarak antara Teheran dan Tel Aviv tetapi komandan dirgantara IRGC, Amir Ali Hajizadeh, menegaskan, "Kami bisa menaikkan jangkauan hingga 2.000 km dalam waktu dekat.’’ Demikian seperti dilansir Aljazirah, Rabu (7/6/2023).
Dengan klaim Iran mengenai kecepatan Fattah, rudal ini secara teoritis bisa mengenai sejumlah sasaran di Israel kurang dari tujuh menit. Ini tak memungkinkan adanya ruang bagi Israel mendeteksi dan mengadang meski menggunakan sistem pertahanan Iron Dome.