Saat Iran mengungkapkan informasi mengenai rudal ini, media Israel secara luas fokus pada ancaman media Iran bahwa rudal hipersonik ini dapat mencapai Israel dalam 400 detik. Washington tak secara langsung menyampaikan komentar.
Namun, pejabat Dewan Keaman Nasional John Kirby menyatakan, "Presiden Joe Biden tegas untuk memukul mundur aktivitas Iran yang menganggu stabilitas kawasan. Termasuk pengembangan rudal balistik.’’ AS menjatuhkan sanksi baru setelah Iran menungkap Fattah.
Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant juga merespons. "Saya dengar musuh kami membanggakan senjata yang mereka kembangkan. Apa pun perkembangan mereka, kami punya respons, bahkan yang lebih baik, lewat darat, udara, maupun maritim,’’ katanya.
Baca Juga: Iran Memperkuat Diri dengan Rudal Balistik
Apa konteks semua ini? Kini, Iran menjadi segelintir negara yang mempunyai senjata hipersonik saat perkembangan politik dan militer berlangsung signifikan. Kesepakatan nuklir Iran dengan enam pihak pada 2015 meski dalam persimpangan tetapi masih berlaku.
Resolusi PBB akan mencabut sejumlah pembatasan dalam pengembangan rudal balistik Iran pada Oktober mendatang. Barat masih menaruh perhatian pada semakin eratnya hubungan militer Iran dan Rusia.
Iran dituding memberikan bantuan serangan drone kepada Rusia dalam perang di Ukraina. Iran menepisnya. Muncul laporan pula, Rusia ingin membeli rudal Iran tetapi kesepakatan belum tercapai. Di sisi lain, Iran juga hendak membeli pesawat tempur Sukhoi Su-35.