REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Selama lebih dari 15 bulan Rusia tidak menyebut serangan di Ukraina sebagai perang, melainkan operasi militer khusus. Namun kini, Presiden Vladimir Putin sering menggunakan kata "perang" untuk menggambarkan serangan Rusia di Ukraina.
Ketika Putin mengirim pasukan ke Ukraina pada 24 Februari tahun lalu, dia menyebutnya sebagai operasi militer khusus. Ini adalah sebuah eufemisme yang sering digunakan oleh Kremlin, menteri Rusia, dan media pemerintah. Bahkan menciptakan akronim Rusia baru, "SVO".
Menyebut konflik sebagai perang secara efektif dilarang dalam sejumlah undang-undang yang sangat luas setelah invasi. Media Rusia diperintahkan untuk tidak menggunakan kata perang. Tetapi sebagai tanggapan atas serangan pesawat tak berawak Ukraina di Moskow, Putin menggunakan kata "perang" sebanyak empat kali.
“Tidak peduli apa yang kami katakan, mereka akan selalu mencari kesalahan di Rusia, tetapi ini tidak benar: kami tidak melancarkan perang ini, saya ulangi, pada tahun 2014 rezim Kiev melancarkan perang di Donbas,” kata Putin.
Konflik di timur Ukraina dimulai pada 2014 setelah seorang presiden pro-Rusia digulingkan dalam Revolusi Maidan di Ukraina dan Rusia menganeksasi Krimea. Pasukan separatis yang didukung Rusia memerangi angkatan bersenjata Ukraina. Dalam peringatan Hari Kemenangan pada 9 Mei, Putin kembali menggunakan kata perang ketika berpidato di hadapan para veteran di Lapangan Merah.
“Perang nyata telah dilancarkan lagi melawan Tanah Air kita," ujar Putin.
Dalam beberapa bulan terakhir, Menteri Pertahanan Sergei Shoigu, Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov, Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov, dan tentara bayaran Wagner Yevgeny Prigozhin menggunakan kata perang, atau "voina" dalam bahasa Rusia, di depan umum.
“Kami pada dasarnya hidup dalam kondisi perang,” kata Vyacheslav Gladkov, gubernur wilayah Belgorod Rusia yang diserang dalam beberapa pekan terakhir.
Penggunaan kata perang di depan umum memberi gambaran tentang bagaimana persepsi Kremlin telah berubah. Hal ini mungkin memberi gambaran tentang masa depan konflik Rusia-Ukraina yang telah berlangsung selama lebih dari 15 bulan. Ini adalah perang paling mematikan di Eropa sejak Perang Dunia Kedua.
“Sungguh mengejutkan bagaimana Putin dan elit tampaknya melanggar aturan mereka sendiri,” kata seorang diplomat Barat di Moskow.
“Yang lebih penting adalah apa yang dikatakan tentang masa depan: apakah perang berarti pendekatan yang lebih serius dan seperti apa perang Rusia nantinya?," ujar diplomat Barat itu.