Jumat 09 Jun 2023 07:51 WIB

Afrika Selatan Siap Jadi Tuan Rumah Pembicaraan Damai Rusia-Ukraina

Afsel dan lima negara Afrika menawarkan proposal perdamaian ke Rusia dan Ukraina.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nidia Zuraya
Bendera Afrika Selatan.  Afrika Selatan (Afsel) mengatakan terbuka untuk menjadi tuan rumah pembicaraan damai Rusia dengan Ukraina.
Foto: EPA
Bendera Afrika Selatan. Afrika Selatan (Afsel) mengatakan terbuka untuk menjadi tuan rumah pembicaraan damai Rusia dengan Ukraina.

REPUBLIKA.CO.ID, PRETORIA – Afrika Selatan (Afsel) mengatakan terbuka untuk menjadi tuan rumah pembicaraan damai Rusia dengan Ukraina. Saat ini Afsel serta lima negara Afrika lainnya sedang berusaha menawarkan proposal perdamaian kepada Moskow dan Kiev.

“Kami harus menerima kemungkinan Afsel menjadi tuan rumah konferensi tingkat tinggi (KTT) perdamaian (Rusia-Ukraina) di sini,” kata Menteri Kabinet Afsel Khumbudzo Ntshavheni kepada awak media di Pretoria, Kamis (8/6/2023).

“Jika kita adalah bagian dari inisiatif untuk perdamaian dan tempat untuk pertemuan puncak dicari, tempat pertama yang Anda lihat adalah di halaman belakang rumah Anda,” ujar Ntshavheni menambahkan.

Sementara itu Presiden Rusia Vladimir Putin sudah menyampaikan dia bersedia menerima delegasi Afrika yang akan mengusulkan inisiatif penyelesaian konflik di Ukraina. Putin telah mengutarakan persetujuan untuk menerima delegasi tersebut saat melakukan percakapan dengan Presiden Afsel Cyril Ramaphosa.

"Mereka (Putin dan Ramaphosa) membahas isu-isu terkait inisiatif Afrika yang terkenal untuk menemukan cara menyelesaikan konflik Ukraina. Disepakati bahwa Vladimir Putin akan menerima delegasi dari sejumlah kepala negara Afrika dalam waktu dekat,” kata layanan pers Kremlin, Rabu (7/6/2023), dikutip laman kantor berita Rusia, TASS.

Cyril Ramaphosa mengungkapkan sejumlah pemimpin Afrika, terdiri dari Afsel, Mesir, Komoro, Senegal, Uganda, Zambia,  telah melakukan pertemuan pada Senin (5/6/2023) lalu. Mereka sepakat membentuk tim perdamaian beranggotakan enam orang. Tim tersebut akan diutus menemui Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy untuk mengupayakan gencatan senjata.

"Presiden (Ramaphosa) mengonfirmasi ketersediaan mereka (tim perdamaian untuk melakukan perjalanan ke Ukraina dan Rusia pada pertengahan Juni," kata Kantor Kepresidenan Afsel, Selasa (6/6/2023) lalu.

Menurut Ramaphosa, menteri luar negeri dari masing-masing negara akan menyelesaikan elemen peta jalan menuju perdamaian. Namun dia tak menyinggung tentang kapan tepatnya tim perdamaian Afrika bakal bertolak ke Kiev dan Rusia. 

Pada Mei lalu, Ramaphosa mengatakan Vladimir Putin dan Volodymyr Zelenskyy sama-sama setuju untuk menerima tim perdamaian Afrika beranggotakan enam orang. Afrika adalah kawasan yang turut terdampak peperangan antara Rusia dan Ukraina. Negara-negara Afrika sangat terpukul oleh kenaikan harga biji-bijian dan dampak perang terhadap perdagangan dunia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement