REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- Perdana Menteri Italia, Giorgia Meloni, mengatakan pemimpin Italia dan Belanda bersama presiden Komisi Uni Eropa berkunjung ke Tunisia. Dalam kunjungan ini mereka membawa paket inisiatif untuk membantu keamanan di Tunisia yang akan memudahkan jalan kemungkinan bantuan internasional.
"Tunisia merupakan prioritas, karena destabilisasi di Tunisia akan berdampak serius pada stabilitas di seluruh Afrika Sebelah Utara dan dampak itu pada akhirnya akan tiba di sini," kata Meloni dalam konferensi pers bersama Kanselir Jerman Olaf Scholz, Kamis (9/6/2023).
Komisi Eropa mengatakan pembahasannya akan berpusat pada menciptakan kemajuan dalam kesepakatan Uni Eropa-Tunisia yang fokus pada ekonomi, energi dan imigrasi. Semakin banyak imigran Afrika yang tiba di Tunisia dari Libya. Tunisia meminta bantuan ekonomi untuk mengatasi gelombang imigran yang hendak menyeberang ke Eropa.
Organisasi Pembangunan dan Kerja Sama Ekonomi (OECD) mengatakan Tunisia mengalami krisis terburuk. Inflasi mencapai sekitar 11 persen dan makanan semakin langka.
Pemerintah Tunisia sedang bernegosiasi dengan Dana Moneter Internasional (IMF) untuk pinjaman sebesar 1,9 miliar dolar AS tapi perundingan masih mengalami kebuntuan di tengah ketegangan politik Tunisia. Anggaran defisit negara itu diperburuk pandemi Covid-19 dan dampak perang Rusia di Ukraina.
Pada 2021, Presiden Kais Saied membubarkan parlemen dan menulis ulang konstitusi yang memberinya wewenang lebih besar sebagai presiden dan mengurangi wewenang legislatif. Pemilihan parlemen Januari lalu diboikot banyak rakyat Tunisia dengan angka partisipasi pemilih hanya 11,3 persen karena munculnya keraguan pada legitimasi parlemen.
Meloni mengatakan mengelola gelombang imigran merupakan prioritas. "(Ketidakstabilan akan menciptakan) masalah domino pada Italia dan Eropa secara keseluruhan," katanya.
Ia tidak mengungkapkan langkah spesifik tapi mengatakan kehadiran Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen dan Perdana Menteri Belanda Mark Rutte "memberi sinyal keinginan yang sangat penting."
Meloni sudah datang ke Tunisia pada awal pekan ini. Ia bertemu Presiden Kais Saied untuk meletakan dasar-dasar kesepakatan dengan Uni Eropa. Meloni mengatakan ia berharap dasar-dasar itu dapat membuka jalan untuk bantuan IMF.
Saied menolak beberapa reformasi yang diinginkan IMF untuk kesepakatan pinjaman. Seperti menyusutkan sektor administrasi publik Tunisia yang merupakan salah satu terbesar di dunia yang memakan sepertiga anggara nasional.
"Saya tidak ingin mendahului diri saya sendiri dengan berpikir kami dapat mencapai solusi untuk masalah-masalah yang sedang kami kerjakan," kata Meloni.