REPUBLIKA.CO.ID, REYKJAVIK -- Pemerintah Islandia telah memutuskan untuk menangguhkan operasi kedutaan besarnya di Moskow, Rusia. Penghentian sementara kegiatan kedutaan akan dilakukan mulai 1 Agustus 2023 mendatang.
“Menteri Luar Negeri (Menlu) Islandia (Thordis Kolbrun Gylfadottir) telah memutuskan untuk menangguhkan operasi Kedutaan Besar (Kedubes) Islandia di Moskow mulai 1 Agustus. Hari ini, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) memanggil Duta Besar Rusia (di Islandia Mikhail Noskov) untuk memberitahukan keputusan ini kepadanya,” kata Kemenlu Islandia dalam sebuah pernyataan, Jumat (9/6/2023), dikutip laman kantor berita Rusia, TASS.
Selain itu, Islandia juga meminta Rusia membatasi operasi kedubesnya di Reykjavik. Moskow pun diminta mengurangi tingkat perwakilan diplomatik. Kendati demikian, Islandia menekankan bahwa penangguhan kedubesnya di Moskow bukan berarti mereka memutuskan hubungan diplomatik dengan Rusia.
Islandia mengatakan, segera setelah kondisi memungkinkan, mereka akan mengaktifkan kembali kedubesnya di Moskow. Menlu Islandia Thordis Kolbrun Gylfadottir mengatakan, keputusan penangguhan operasi kedutaan negaranya di Moskow bukan hal mudah. Hal itu karena Islandia dan Rusia telah menjalin hubungan baik.
“Namun situasi saat ini sama sekali tidak memungkinkan dinas luar negeri Islandia yang kecil untuk mengoperasikan kedutaan di Rusia. Saya harap itu kondisi suatu hari nanti akan memungkinkan kita untuk memiliki hubungan yang normal dan bermanfaat dengan Rusia," ucap Gylfadottir.
Meski tak menjelaskan secara eksplisit tentang situasi apa yang mendorong penangguhan operasi kedutaannya di Moskow, Kemenlu Islandia mengungkapkan bahwa saat ini hubungan komersial, budaya, dan politik mereka dengan Rusia berada pada titik terendah sepanjang masa.