Sabtu 10 Jun 2023 14:51 WIB

Jerman Terpincut Sistem Rudal Pertahanan Israel, Arrow-3 

Angkatan Udara Jerman akan mendapatkan Arrow-3, pada kuartal keempat 2025.

Sistem rudal anti-pesawat Patriot siap tempur pasukan Jerman Skuadron 1 rudal anti-pesawat Bundeswehr berdiri di lapangan terbang bandara militer selama presentasi media di Schwesing, Jerman, Kamis, 17 Maret 2022.
Foto: AP/Axel Heimken/DPA
Sistem rudal anti-pesawat Patriot siap tempur pasukan Jerman Skuadron 1 rudal anti-pesawat Bundeswehr berdiri di lapangan terbang bandara militer selama presentasi media di Schwesing, Jerman, Kamis, 17 Maret 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN – Jerman berecana membeli sistem rudal pertahanan Arrow-3 buatan Israel. Nilai totalnya mencapai 4,3 juta dolar AS atau 4 miliar euro. Pemerintah Jerman juga akan meminta persetujuan parlemen untuk uang muka hingga  560 juta euro pekan depan. 

Arrow-3 dirancang untuk mengadang rudal balistik di luar atmosfer bumi. Ini merupakan jajaran rudal pertahanan buatan Israel yang merupakan pengembangan dari Iron Dome, yang mampu mengadang rudal jarak pendek. 

Arrow-3 memiliki kemampuan lebih jauh lebih tinggi, yaitu bisa mengadang rudal jarak jauh dan menghancurkan hulu ledak konvensional apapun di ketinggian yang aman. Untuk mendapatkan Arrow-3 Jerman ingin melakukan kesepakatan G to G. 

Merujuk dokumen Kementerian Keuangan Jerman Jumat (9/6/2023) targetnya bisa tercapai pada akhir tahun ini. Dokumen ini akan disampaikan kepada parlemen. Jerman akan kehilangan sebagian atau sepenuhnya uang muka yang dibayarkan jika kesepakatan gagal. 

Angkatan Udara Jerman akan mendapatkan Arrow-3, pada kuartal keempat 2025, yang akan memakan biaya lebih tinggi sekitar satu miliar euro dari rencana dana yang dianggarkan. Negara Barat menyuplai sistem pertahanan udara seperti Patriot buatan Raytheon dan IRIS-T. 

Kedua sistem pertahanan udara itu hanya memiliki kemampuan di lapisan medium, sedangkan Arrow-3 yang diproduksi Aerospace Industries, Israel menawarkan perlindungan lebih baik yaitu pada lapisan udara yang lebih tinggi. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement