Selasa 13 Jun 2023 14:30 WIB

Filipina Evakuasi 14 Ribu Warga yang Tinggal di Sekitar Gunung Berapi Mayon

Lava pijar masih terpantau tersembur dari mulut gunung Mayon pada Senin (12/6/2023).

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nidia Zuraya
Gunung Berapi Mayon memuntahkan lahar seperti yang terlihat dari Legaspi, provinsi Albay, timur laut Filipina., Senin, (12/6/2023). Gunung berapi paling aktif di Filipina memuntahkan lahar pelan-pelan menuruni lerengnya Senin, mengingatkan puluhan ribu orang harus segera mengungsi karena ledakan dahsyat dan mengancam jiwa.
Foto: AP Photo/Aaron Favila
Gunung Berapi Mayon memuntahkan lahar seperti yang terlihat dari Legaspi, provinsi Albay, timur laut Filipina., Senin, (12/6/2023). Gunung berapi paling aktif di Filipina memuntahkan lahar pelan-pelan menuruni lerengnya Senin, mengingatkan puluhan ribu orang harus segera mengungsi karena ledakan dahsyat dan mengancam jiwa.

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA – Sedikitnya 14 ribu warga Filipina yang tinggal di sekitar gunung berapi Mayon telah dievakuasi. Gunung setinggi 2.462 meter itu erupsi sejak akhir pekan lalu dan telah memuntahkan lahar serta gas berbahaya.  

Lava pijar masih terpantau tersembur dari mulut gunung Mayon pada Senin (12/6/2023). "Berdasarkan pengalaman kami sebelumnya, aktivitas vulkanik ini dapat bertahan selama beberapa bulan," kata Teresito Bacolcol yang menjabat kepala badan vulkanologi dan seismologi Filipina saat diwawancara radio DZMM, Selasa (13/6/2023).

Jika perkiraan Bacolcol tepat, penduduk yang tinggal dalam radius enam kilometer dari gunung Mayon tetap harus tinggal di pusat-pusat evakuasi selama beberapa bulan mendatang. Saat ini 14 ribu orang yang sudah dievakuasi tinggal di gedung-gedung sekolah dan pusat komunitas.

Kepolisian Filipina telah membangun pos-pos pemeriksaan agar warga yang sudah dievakuasi tidak kembali ke kediamannya masing-masing. "Kami akan memastikan pengungsi tidak dapat kembali sampai mereka disarankan untuk melakukannya," kata direktur polisi wilayah Westrimundo Obinque kepada awak media.

Larry Llenaresas, seorang tokoh masyarakat di Provinsi Albay, mengatakan kepada radio DZMM bahwa ada kebutuhan lebih banyak makanan dan air minum bagi para pengungsi. Sementara itu otoritas Filipina juga telah menyampaikan bahwa warga yang tinggal dalam radius lebih jauh dari Mayon juga harus bersiap untuk kemungkinan evakuasi.

Dorothy Colle, seorang pejabat pariwisata provinsi, mengatakan saat zona larangan bepergian diberlakukan, orang-orang masih berbondong-bondong ke stasiun pengamatan untuk menyaksikan aliran lahar dari mulut gunung Mayon. Cahaya lahar tampak sangat terang pada malam hari.

Mayon menjadi daya tarik wisata karena bentuknya yang hampir menyerupai kerucut sempurna. Dari 24 gunung berapi aktif di Filipina, Mayon termasuk yang paling aktif. Dalam seabad terakhir, ia sudah meletus lebih dari 50 kali. Letusan paling mematikan terjadi pada 1841. Kala itu erupsi dan aliran lahar Mayon mengubur sebuah kota dan menewaskan 1.200 orang. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement