Selasa 13 Jun 2023 21:45 WIB

Israel Ekspor 30 Persen Produk Pertahanan ke Asia Pasifik

Pesawat nirawak atau drone berkontribusi 25 persen dari nilai ekspor 2022.

Iron Dome  Israel  mencegat rudal yang diluncurkan dari jalur Gaza dekat Sderot di Israel selatan, dekat perbatasan dengan Gaza, Jumat (12/5/2023). Militan Palestina di Gaza telah menembakkan roket ke arah Israel, setelah militer Israel melakukan serangkaian serangan udara ke Palestina.
Foto: EPA-EFE/ATEF SAFADI
Iron Dome Israel mencegat rudal yang diluncurkan dari jalur Gaza dekat Sderot di Israel selatan, dekat perbatasan dengan Gaza, Jumat (12/5/2023). Militan Palestina di Gaza telah menembakkan roket ke arah Israel, setelah militer Israel melakukan serangkaian serangan udara ke Palestina.

REPUBLIKA.CO.ID,YERUSALEM – Israel mencatatkan nilai 12,556 miliar dolar AS dari ekspor produk pertahanan pada tahun lalu. Hampir seperempatnya, yaitu 24 persen ekspor tujuannya ke mitra baru negara-negara Arab yang melakukan normalisasi hubungan dengan Israel.

Normalisasi hubungan ini terkait dengan kesepakatan Abraham Accord pada 2020 yang disponsori AS. Kementerian Pertahanan Israel mengungkapkan data tersebut, Selasa (13/6/2023). Angka 2022 ini menanda peningkatan 50 persen dibandingkan tiga tahun sebelumnya. 

Angka tersebut juga menggambarkan volume penjualan yang melonjak dua kali lipat dibandingkan dekade sebelumnya. ‘’Pesawat nirawak atau drone berkontribusi 25 persen dari nilai ekspor 2022. Rudal, roket atau sistem pertahanan udara sebesar 19 persen.’’

Tanpa menyebut spesifik tujuan negara ekspor, Kementerian Pertahanan Israel menyatakan, 24 persen ekspor ke negara-negara yang terlibat dalam Abraham Accord. Uni Emirat Arab (UEA) dan Bahrain menandatangani kesepakatan normalisasi itu. 

Israel juga menggandeng Maroko dan Sudan sebagai bagian dari normalisasi hubungan itu. Asia dan Pasifik berkontribusi 30 persen dari nilai total ekspor produk pertahanan Israel. Sedangkan Eropa 29 persen, dan Amerika Utara 11 persen, sisanya ke wilayah lain. 

Di sisi lain, Jerman berecana membeli sistem rudal pertahanan Arrow-3 buatan Israel. Nilai totalnya mencapai 4,3 juta dolar AS atau 4 miliar euro. Pemerintah Jerman juga akan meminta persetujuan parlemen untuk uang muka hingga  560 juta euro pekan depan. 

Arrow-3 dirancang untuk mengadang rudal balistik di luar atmosfer bumi. Ini merupakan jajaran rudal pertahanan buatan Israel yang merupakan pengembangan dari Iron Dome, yang mampu mengadang rudal jarak pendek. 

Arrow-3 memiliki kemampuan lebih jauh lebih tinggi, yaitu bisa mengadang rudal jarak jauh dan menghancurkan hulu ledak konvensional apapun di ketinggian yang aman. Untuk mendapatkan Arrow-3 Jerman ingin melakukan kesepakatan G to G. 

Merujuk dokumen Kementerian Keuangan Jerman Jumat (9/6/2023) targetnya bisa tercapai pada akhir tahun ini. Dokumen ini akan disampaikan kepada parlemen. Jerman akan kehilangan sebagian atau sepenuhnya uang muka yang dibayarkan jika kesepakatan gagal. 

Angkatan Udara Jerman akan mendapatkan Arrow-3, pada kuartal keempat 2025, yang akan memakan biaya lebih tinggi sekitar satu miliar euro dari rencana dana yang dianggarkan. Negara Barat menyuplai sistem pertahanan udara seperti Patriot buatan Raytheon dan IRIS-T. 

Kedua sistem pertahanan udara itu hanya memiliki kemampuan di lapisan medium, sedangkan Arrow-3 yang diproduksi Aerospace Industries, Israel menawarkan perlindungan lebih baik yaitu pada lapisan udara yang lebih tinggi.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement