Jumat 16 Jun 2023 12:29 WIB

Pemerintah Indonesia Kirim Bantuan ke Vanuatu dan Myanmar

Bencana Siklon Mocha di Myanmar pada 14 Mei 2023 berdampak kepada 3,4 juta jiwa.

Menko PMK Muhadjir Effendy.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Menko PMK Muhadjir Effendy.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Indonesia sedang mempercepat tindak lanjut pemberian bantuan kepada Vanuatu berupa rehabilitasi ruang VIP Bandara Port Villa. Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendi mengatakan, progres bantuan itu sedang dalam tahap perencanaan.

"Sudah saya serahkan langsung dengan Kepala BNPB, saat ini sudah dalam tahap perencanaan dan akan dilaksanakan pada bulan juni ini serta diperkirakan rampung pada bulan Juli tahun ini," ujar Muhadjir dalam siaran pers di Jakarta, Jumat (16/6/2023).

Pemerintah melalui Kementerian PUPR telah menunjuk PT Pembangunan Perumahan (PT PP) sebagai pelaksana proyek rehabilitasi Bandara Port Villa yang rusak akibat terkena bencana. Sedangkan dana yang akan digunakan adalah dana siap pakai dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

"Penghitungan sementara besaran anggaran rehabilitasi ruang VIP Bandara Internasional Vanuatu adalah Rp 10 miliar-Rp 14 miliar, dengan asumsi luas yang akan dibangun 860 meter persegi (m2)-1.000 m2. Jumlah besaran pastinya sedang dihitung terlebih dahulu," ucap Muhadjir.

Pada Mei lalu, kata dia, pemerintah Indonesia juga telah memberikan bantuan dalam bentuk logistik kebutuhan dasar yang terdiri atas tenda pengungsi, tenda keluarga, generator, velbed, hygiene kit, sweater dan jaket anak, jaket dewasa, perkakas tukang, paket sembako, lampu solar, dan gergaji mesin.

Selain itu, Indonesia juga sedang menyiapkan pemberian bantuan kemanusiaan kepada Myanmar, yang daerahnya terdampak bencana Siklon Mocha pada 14 Mei 2023. Sebanyak 3,4 juta jiwa dan sekitar 1,6 juta orang, di antaranya merupakan penyintas yang menjadi sasaran bantuan kemanusiaan di daerah Rakhine, Chin, Magway, Sagaing, dan Kachin. Menko

Muhadjir menyebut, saat ini, fokus penanganan bencana kepada transisi darurat menuju pemulihan, sehingga memerlukan bantuan yang bersifat jangka panjang. "Bantuan tersebut seperti kebutuhan rekonstruksi atau pertukangan, bantuan pangan bergizi, penyediaan layanan kesehatan esensial, termasuk air bersih, sanitasi, dan respons cepat terhadap penyakit yang mudah menular," ucapnya

Muhadjir menjelaskan, pemberian bantuan kepada Myanmar sebagai bentuk rasa persaudaraan di wilayah Asia Tenggara yang tergabung dalam anggota ASEAN. Nantinya barang yang akan diberikan sebanyak sembilan jenis, terdiri terpal, tenda keluarga, matras, tenda pengungsi, tool kit, generator, makanan siap saji, hygiene kit, dan selimut dengan total Rp 7,133 miliar.

"Indonesia akan memberikan bantuan dalam kapasitas sebagai sesama anggota ASEAN apalagi Indonesia sekarang berada dalam posisi sebagai Chairman dari Keketuaan ASEAN, sehingga posisi Indonesia tentu saja strategis dalam kaitannya dengan pemberian bantuan ini," ujar Muhadjir.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement