Sementara itu, Blinken mengatakan bahwa AS akan mendukung upaya ASEAN untuk mencapai resolusi yang dapat mengakhiri kekerasan di Myanmar, serta mengembalikan Myanmar ke jalur demokrasi. "Sangat penting bagi kita semua untuk melanjutkan, mempertahankan tekanan yang pantas terhadap junta dan mencari cara untuk melibatkan oposisi di Myanmar," kata Blinken.
Sejak kudeta militer 1 Februari 2021, junta yang dipimpin oleh Jenderal Senior Min Aung Hlaing telah melakukan kampanye kekerasan dan penindasan yang kejam terhadap rakyat Myanmar.
Pasukan junta telah membunuh hampir 2.000 warga sipil, menahan lebih dari 14.000 orang, membuat lebih dari 700.000 orang harus mengungsi, dan menjerumuskan negara ke dalam krisis ekonomi dan kemanusiaan yang mengancam kehidupan dan kesejahteraan jutaan orang, menurut laporan PBB.
Selain itu, setidaknya 382 anak telah dibunuh atau terluka oleh kelompok bersenjata. Serangan Tatmadaw--sebutan militer Myanmar--terhadap penduduk sipil juga telah membuat lebih dari 250.000 anak mengungsi sejak kudeta.