Senin 19 Jun 2023 12:58 WIB

London Khawatirkan Serangan Siber Rusia ke Ukraina

Rusia juga menyerang infrastruktur siber Ukraina.

Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak (kanan) menyambut Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky (kiri) di 10 Downing Street di London, Inggris,Rabu (8/2/2023). Zelensky melakukan kunjungan pertamanya ke Inggris sejak dimulainya invasi Rusia ke Ukraina.
Foto: EPA-EFE/NEIL HALL
Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak (kanan) menyambut Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky (kiri) di 10 Downing Street di London, Inggris,Rabu (8/2/2023). Zelensky melakukan kunjungan pertamanya ke Inggris sejak dimulainya invasi Rusia ke Ukraina.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON – Bantuan untuk Ukraina dalam serangan balik ke Rusia tak sebatas senjata. Inggris memperluas program bantuan ke ukraina, yaitu memperkuat pertahanan siber mereka. Mereka menyatakan akan memberikan 16 juta poundsterling atau 20,5 juta dolar AS lagi. 

Selain itu, ada 9 juta poundsterling lainnya yang akan disalurkan oleh negara-negara sekutu lainnya. London menyatakan, bantuan pemerintahan Perdana Menteri Rishi Sunak itu menambah 6,35 juta pounsterling dana bantuan yang diumumkan tahun lalu. 

Bantuan yang ada untuk pengadaan peralatan yang memadai guna menjaga infrastruktur vital Ukraina. Khususnya setelah Ukraina melakukan serangan balik dan membuat pasukan Rusia mundur dari wilayah selatan dan timur Ukraina yang mereka kuasai. 

Serangan Rusia, kata Sunak, bukan hanya dengan melakukan invasi ke Ukraina. "Mereka juga menyerang infrastruktur siber Ukraina yang menyediakan layanan penting, dari perbankan pasokan energi, dan warga Ukraina tak berdosa," kata Sunak, Ahad (18/6/2023).

Makanya, pendanaan sangat penting. "Pendanaan bertujuan menyetop serangan dan memperkuat pertahanan siber Ukraina. Ini juga membantu Ukraina meningkatkan kemampuan mendeteksi dan melumpuhkan malware yang menargetkan mereka," ujar Sunak. 

Pekan depan, Sunak akan meminta para pengusaha meningkatkan investasi mereka di Ukraina. Dengan demikian, mereka bisa membantu rekonstruksi Ukraina. Sejumlah wilayah hancur akibat serangan yang dilakukan Rusia. 

Di sisi lain, sebelumnya Menhan AS Lloyd Austin pada Kamis (15/6/2023) mendesak negara-negara sekutu Ukraina untuk merogoh kantong lebih dalam. 

Maksudnya, negara-negara sekutu mesti menyediakan dana dan sumber daya lain untuk memasok lebih banyak senjata dan amunisi untuk Ukraina. Kongres AS juga meminta pemerintahnya menggunakan aset Rusia di AS yang dibekukan untuk membiayai perang Ukraina. 

Dengan demikian, biaya perang Ukraina tak lagi menggunakan pajak warga AS. Selama ini Kongres AS menyatakan telah meloloskan bantuan dana untuk Ukraina. Namun, dengan adanya aset Rusia yang dibekukan sebaiknya dana itu yang digunakan. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement