REPUBLIKA.CO.ID, LONDON – Biaya hidup yang kian tinggi di Inggris berdampak pada semua orang, tak terkecuali rohaniwan. Mereka tak kebal dari dampak krisis ekonomi. Ini membuat pimpinan Church of England membuat klaim gaji resmi pertama kalinya dalam 500 tahun sejarah gereja ini.
Unite, wadah lebih dari 2.000 rohaniwan dan petugas administrasi di Church of England, pada Senin (19/6/2023), menyatakan telah meminta kenaikan gaji yang mereka terima sebesar 9,5 persen, diharapkan gaji termasuk kenaikannya ini bisa dibayarkan dari April 2024.
"Church of England punya miliaran di bank, kami yakin mereka bisa membayar kenaikan gaji yang dimintakan para rohaniwan," kata Sekjen Unite Sharon Graham. Ia merujuk dana investasi 10,3 miliar poundsterling (13,2 miliar dolar AS) pada Annual Report of the Church Commissioners 2022.
Seorang juru bicara Church of England memahami para rohaniwan menghadapi kenyataan biaya hidup yang terus naik. "Kami memikirkan ini, termasuk rekomendasi tahunan untuk tingkat gaji minimum mereka,’’ ujarnya.
Unite mengajukan rancangan gaji minimum nasional untuk rohaniwan naik hingga 29.340 poundsterling (37.600 dolar AS), sedangkan acuan gaji nasional naik hingga 31.335 poundsterling. Salah satu rohaniwan dan anggota Unite, Sam Maginnis, menceritakan pengalamannya.
"Tahun lalu, banyak rohaniawan mau tidak mau beralih ke bantuan amal sebab mereka tak bisa memenuhi kebutuhannya," ujar Maginnis. Ia menambahkan, permintaan kenaikan gaji untuk mengimbangi kenaikan biaya hidup saat ini.
‘’Permintaan kenaikan itu perlu agar belanja yang dikeluarkan sesuai dengan tingkat inflasi saat ini, untuk menyelesaikan kesulitan yang dihadapi banyak rohaniwan dan keluarganya,’’ kata Maginnis menegaskan.
Komite renumerasi Church of England berencana menggelar pertemuan pekan depan untuk merumuskan rekomendasi mengenai permintaan kenaikan gaji tersebut. Rekomendasi ini nanti diserahkan ke Archbishop's Council pada September untuk difinalisasi.