REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY – Perdana Menteri Selandia Baru Chris Hipkins tak sepakat dengan Presiden AS Joe Biden. Ia menegaskan, Presiden Cina Xi Jinping bukanlah seorang diktator. Pernyataan ini terlontar menjelang perjalanan Hipkins ke Cina pada akhir Juni ini.
"Bukan (diktator) dan bentuk pemerintahan yang dimiliki Cina merupakan urusan rakyat Cina sendiri," kata Hipkins, Kamis (22/6/2023). Saat menghadiri penghimpunan dana di Kalifornia, Biden mengatakan, Xi sangat malu saat balon mata-mata Cina diledakkan di wilayah AS awal tahun ini.
Biden mengatakan, alasan mengapa Xi sangat marah saat AS menembak balon mata-mata itu dengan dua kotak penuh peralatan mata-mata di dalamnya karena dia tak tahu bahwa peralatan itu ada di sana.
"Itu kejadian yang sangat memalukan bagi para diktator saat mereka tidak tahu apa yang terjadi," ujar Biden, Selasa (20/6/2023). Cina segera merespons dengan menyebut pernyataan Biden sangat tak masuk akal dan tak bertanggung jawab.
Ditanya reporter apakah rakyat Cina memiliki pandangan mengenai bentuk pemerintahan negaranya, Hipkins menegaskan, "Jika mereka ingin mengubah sistem pemerintahan mereka, itu menjadi urusan mereka."
Hipkins dijadwalkan berkunjung ke Cina dari 25-30 Juni dengan membawa delegasi dagang termasuk sejumlah perusahaan besar Selandia Baru. Ia akan bertemu Presiden Xi Jinping, Perdana Menteri Li Qiang, dan Ketua Kongres Rakyat Zhao Leji.
Cina juga segera merespons dengan menyebut pernyataan Biden sangat tak masuk akal dan tak bertanggung jawab.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina Mao Ning menegaskan, komentar Biden melanggar fakta, protokol diplomatik, dan kedaulatan politik Cina. "Itu merupakan provokasi politik terbuka,’’ ujarnya dalam konferensi pers, Rabu (21/6/2023).