REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING – Selama dua hari terakhir Beijing, ibu kota Cina dilanda hawa panas tinggi. Pemerintah Cina pada Jumat (23/6/2023) memperbarui peringatan atas hawa panas ke warna merah. Pertanda warna tertinggi dalam sistem peringatan suhu udara, di atas 40 derajat Celcius.
Merujuk data Beijing Municipal Meteorological Observatory suhu udara mencapai 40 derajat Celcius tak lama setelah pukul 13.30 waktu setempat.
‘’Ini pertama kalinya sejak pendirian lembaga observatori ini bahwa suhu udara bisa sampai mencapai lebih dari 40 derjat Celcius selama dua hari,’’ kata Zhang Yingxin, kepala prakirawan cuaca Municipal Meteorological Observatory. Lembaga ini didirikan pada 1951.
Pada Kamis, suhu maksimum di kota yang dihuni hampir 22 juta orang itu mencapai 41 derajat Celcius. Tercatat sebagai hari terpanas pada Juni ini. Pemantau cuaca di wilayah selatan pada sore hari mencapai 41,1 derajat Celcius.
Suhu Juni yang tinggi terjadi pada 10 Juni 1961 yang mencapai 40,6 derajat Celcius. Catatan suhu harian pada Kamis juga merupakan tertinggi kedua dalam sejarah kota ini, di bawah 41,9 derajat Celcius yang terjadi pada 24 Juli 1999.
Cina memiliki empat tingkatan sistem peringatan udara. Warna merah menunjukkan kondisi paling parah, turun ke oranye, kuning, kemudian biru. Warna merah mengindikasikan suhu naik di atas 40 derajat dalam kurun 24 jam.
China Meteorological Administration kemarin menyatakan suhu tinggi akan terjadi di hampir seluruh wilayah negeri dalam delapan hingga sepuluh hari mendatang. Pantauan terus dilakukan di Beijing, Tianjin, Hebei, Shandong, Henan, dan Inner Mongolia.
Di Tianjin, kota pelabuhan di bagian utara Cina yang berpopulasi 13 juta jiwa, suhu pada Kamis menyentuh 41,2 derajat. Pemerintah setempat juga mengingatkan suhu tinggi yang terus terjadi akan menyebabkan dampak kesehatan.
Warga juga dianjurkan untuk minum 1,5 liter air sehari dan membatasi kegiatan di luar ruangan.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
