Sabtu 24 Jun 2023 12:10 WIB

Investasi Berbasis Agama, Muslim Punya Andil Terbesar

Oxford Faith-Aligned Impact Finance memproyeksikan nilainya 5 triliun dolar AS.

Seorang pedagang bekerja di lantai Bursa Efek New York pada awal hari perdagangan di New York, New York, AS, 25 Januari 2023.
Foto: EPA-EFE/JUSTIN LANE
Seorang pedagang bekerja di lantai Bursa Efek New York pada awal hari perdagangan di New York, New York, AS, 25 Januari 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Church of England Pensions Board memutuskan melakukan divestasi di perusahaan migas Shell. Jika diteruskan mempertahankan investasinya di sana yakni mendorong penggunaan bahan bakar fosil, dinilai tak sesuai dengan strategi mereka membatasi pemanasan global. 

Lembaga gereja ini memiliki investasi 1,35 juta poundsterling atau 1,72 juta dolar AS di Shell dari total 3,2 miliar poundsterling. Dalam pernyataannya Kamis (22/6/6/2023), mereka juga akan menarik portofolionya dari perusahaan migas lainnya. 

Selain menarik diri dari Shell juga dari BP, Equinor, dan TotalEnergies. ‘’Gereja tak hanya mempercayai sains tetapi juga keyakinan, keduanya menyeru kami untuk mewujudkan keadilan iklim,’’ kata Uskup Canterbury, Justin Welby.  

Pensions Board menegaskan tak akan lagi memprioritaskan investasi pada sektor migas. Pertimbangannya soal dampaknya terhadap perubahan iklim. Mereka berencana mengalihkan dana dari investasi di sektor migas ke industri otomotif. 

Shell sebenarnya sudah menetapkan target nol emisi karbon pada 2050. Mereka juga memiliki target jangka pendek dan menengah. Namun, mereka menolak desakan agar mencapai emisi nol pada 2030. Juru bicara Shell kecewa dengan keputusan Church of England. 

‘’Keputusan tersebut (Church of England) tentu mengecewakan tetapi tak mengagetkan kami,’’ katanya. Pada saat bersamaan, kata dia, Shell benar-benar fokus pada kedisiplinan modal, meningkatkan kinerja, dan memberikan keuntungan kepada pemilik saham. 

Paparan aksi divestasi Church of England dari perusahaan migas di atas merupakan gambaran aktivitas lembaga agama atau berbasis agama dalam bisnis global. 

Merujuk Annual Report of the Church Commissioners 2022, Church of England memiliki dana investasi 10,3 miliar poundsterling (13,2 miliar dolar AS). Mengutip Financial Times (FT), edisi 20 Februari 2023, aktivitas binis mereka menarik peneliti Oxford. 

Para peneliti di Oxford Faith-Aligned Impact Finance (Oxfaif) dalam laporannya pada September 2022, memproyeksikan nilai investasi semacam itu bisa mencapai lima triliun dolar AS di seluruh dunia. Mayoritas, yakni 3 triliun berasal dari dana keuangan Islam. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement