Senin 26 Jun 2023 11:00 WIB

Di Sao Paulo, Pecandu Narkoba Bebas Berkeliaran di Seluruh Kota

Pemlik toko taku dirampok, warga takut dijambret.

Salah satu sudut kota Sao Paulo.
Foto:

REPUBLIKA.CO.ID, SAO PAULO – Pecandu narkoba di Sao Paulo, Brasil memberikan dampak buruk besar bagi masyarakat sekitar. Seluruh lapisan kota menderita. Pecandu terlihat di mana-mana, berkeliaran di jalanan kota terbesar negara Amerika Utara tersebut. 

Pemilik toko ketakutan tempat usahanya dirampok. Warga juga khawatir dijambret. Dengan kondisi semacam ini, untuk pertama kalinya sejumlah penduduk lokal memilih keluar dari sana demi mencari tempat tinggal lebih baik. 

Balduino Alvares berkeluh kesah soa kondisi buruk ini. Dirinya telah bekerja selama 30 tahun di pusat Kota Sao Paulo. Akhir-akhir ini, ia terpaksa harus tiba di tempat usahanya pukul 06.00. Lebih awal satu jam dari masa-masa sebelumnya. 

Ia melakukannya agar bisa lebih dulu membersihkan kotoran manusia di luar toko perhiasannya. Ini jam kerja terburuk bagi laki-laki berusia 62 tahun itu. Alvares menyemprotkan air, menabur deterjen bubuk, dan menyapu bagian luar tokonya berkali-kali, selama 20 menit. 

Alvares lalu mengistirahatkan punggung yang merasa sakit. Kemudian ia kembali membersihkan bagian depan tokonya selama 10 menit.’’Ini untuk membersihkan feses, urine pecandu narkoba dan menghilangkan baunya, sampai pagi berikutnya,’’ ujarnya, Ahad (25/6/2023). 

Alvares menuturkan, ia melakukannya rutin sejak tahun lalu. Ia membenci keadaan seperti ini. ‘’Orang-orang itu sebelumnya tidak ke sini tetapi di beberapa blok jauhnya. Kini mereka berkeliaran, tidur di mana saja, dan mereka buang hajat di tempat terbuka.’’

Pemilik toko, Daniel Bonfim berdiri di depan pintu masuk tokonya di kompleks pertokoan Santa Efigenia, pusat perdagangan elektronik, teknologi, dan aksesoris setelah polisi menggerebek tuna wisma pecandu narkoba di pinggiran Sao Paulo, Kamis (23/6/2023) lalu. 

Laki-laki berusia 58 tahu itu, berpuluh tahun menjadi tenaga penjual berkeliling seantero Brasil. Pada 2018, ia menjual apartemen dan mobilnya untuk mendirikan toko elektronik. Dengan keadaan sekarang, ia tak tahu berapa lama lagi bisa bertahan. 

‘’Saya tidak bisa bekerja lagi. Semua yang saya dapat hilang dalam satu tahun saja. Pintu masuk toko saya terhalang oleh gelandangan dan pecandu narkoba, siang dan malam,’’ kata Bonfirm mengisahkan apa yang dialaminya sambil meneteskan air mata. 

Ia harus berdiri di depan pintu....

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement