Senin 26 Jun 2023 13:52 WIB

Menhan Rusia Lakukan Penampilan Publik Pertama Sejak Usainya Pemberontakan Wagner

Menhan Rusia melakukan inspeksi ke pos komando depan unit Battlegroup West

Rep: Kamran Dikarma / Amri Amrullah/ Red: Esthi Maharani
Menteri Pertahanan (Menhan) Rusia Sergey Shoigu melakukan inspeksi ke pos komando depan unit Battlegroup West di zona pertempuran di Ukraina
Foto: AP Photo
Menteri Pertahanan (Menhan) Rusia Sergey Shoigu melakukan inspeksi ke pos komando depan unit Battlegroup West di zona pertempuran di Ukraina

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW – Menteri Pertahanan (Menhan) Rusia Sergey Shoigu melakukan inspeksi ke pos komando depan unit Battlegroup West di zona pertempuran di Ukraina, Senin (26/6/2023). Itu merupakan penampilan publik pertamanya sejak berakhirnya aksi pembelotan oleh pasukan tentara bayaran Wagner akhir pekan lalu.

"Saat berada di zona operasi militer khusus, Jenderal Angkatan Darat Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoigu memeriksa pos komando depan unit Battlegroup West," kata Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Rusia, dikutip kantor berita Rusia, TASS.

Baca Juga

Kemenhan Rusia mengungkapkan, selama inspeksi Shoigu menerima laporan dari Komandan Battlegroup West Kolonel Jenderal Yevgeny Nikiforov. Laporan tersebut mencakup situasi terkini, aksi atau tindakan tentara Ukraina, serta upaya pasukan Rusia melaksanakan tugas tempur di sepanjang arahan taktis utama.

Shoigu menyoroti efisiensi upaya untuk mengekspose serta menyerang peralatan dan personel militer Ukraina di sepanjang arahan taktis di area tanggung jawab Battlegroup West. “(Shoigu) memerintahkan komandan dan perwira senior Battlegroup West untuk terus melakukan pengintaian intensif guna mengungkap rencana musuh terlebih dahulu serta menggagalkan mereka pada pendekatan jarak jauh ke garis pertempuran," kata Kemenhan Rusia.

Shoigu juga menekankan upaya untuk memastikan dukungan komprehensif bagi pasukan Rusia yang terlibat dalam operasi militer khusus di Ukraina serta menciptakan kondisi untuk pengerahan personel yang aman. Sebelumnya Rusia telah memastikan bahwa aksi pembelotan yang dilakukan tentara bayaran Wagner tidak mempengaruhi operasi militernya di Ukraina. Moskow mengatakan, misinya di Ukraina masih berlanjut dan tak terdampak apa pun.

Aksi pembelotan tentara bayaran Wagner terhadap Rusia dimulai pada Jumat (23/6/2023). Pasukan Wagner sebelumnya diketahui bertempur bersama tentara Rusia melawan militer Ukraina. Wagner berperan besar dalam membantu Rusia memenangkan pertempuran di wilayah Bakhmut bulan lalu.

Pemimpin Wagner, Yevgeny Prigozhin, mengatakan, aksi pembelotan dilakukan karena militer Rusia telah melancarkan serangan udara yang menyebabkan sejumlah besar pasukannya tewas. Prigozhin secara khusus mengincar Sergey Shoigu dan Panglima Angkatan Bersenjata Rusia Jenderal Valery Gerasimov.

Prigozhin menarik ribuan pasukannya dari garis depan pertempuran dengan Ukraina kemudian bergerak menuju Moskow. Presiden Rusia Vladimir Putin memandang aksi Wagner sebagai pengkhianatan. Prigozhin dan pasukannya sempat berhasil menguasai beberapa fasilitas militer di Rostov dan Voronezh. Namun sebelum tiba di Moskow, sekutu Putin, yakni Presiden Belarusia Alexander Lukashenko, memutuskan menghubungi Prigozhin dan melakukan pembicaraan dengannya. Kremlin menyebut, Lukashenko telah meminta persetujuan Putin untuk memediasi keadaan.

Setelah pembicaraan tersebut, Prigozhin akhirnya memutuskan menghentikan aksi pembelotannya. Pasukan Wagner yang sudah menuju Moskow ditarik. Dalam pernyataannya, Prigozhin mengatakan, dia tidak ingin adanya pertumpahan darah di Rusia.

Sementara itu Rusia memutuskan membatalkan dakwaan hukum terhadap Prigozhin yang memimpin aksi pembelotan pasukan Wagner. Moskow pun menyatakan tidak akan menuntut para tentara Wagner yang terlibat dalam pembelotan. Padahal sebelumnya Putin telah sesumbar akan menghukum keras siapa pun yang terlibat dalam aksi tersebut. Selain itu, dalam kesepakatan dengan Wagner yang dimediasi Alexander Lukashenko, Rusia juga mengizinkan Prigozhin untuk pergi ke Belarusia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement