REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Israel telah menyatakan kemarahannya atas transfer dana bantuan sebesar 223 juta dolar AS oleh Amerika Serikat kepada Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA). AS mengklaim dukungannya ini diberikan meskipun ada hasutan untuk menentang pendudukan di sekolah-sekolah UNRWA.
Departemen Luar Negeri AS mengumumkan bahwa anggaran dukungan AS untuk UNRWA akan berjumlah 223 juta dolar AS tahun ini, atau 16 juta dolar AS lebih banyak dari tahun 2022, yang telah menetapkan kembali status Washington sebagai donor terbesar untuk UNRWA.
Daniel Adelson, koresponden surat kabar Yedioth Ahronoth di New York, menyatakan pengumuman dukungan Amerika yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk UNRWA ini, muncul meskipun Asisten Menteri Luar Negeri AS untuk Urusan Timur Dekat Barbara Leaf sempat menentang organisasi PBB tersebut.
Pernyataan itu disampaikan Barbara Leaf dalam percakapannya dengan anggota Komite Urusan Luar Negeri DPR. "Menteri Luar Negeri mengetahui adanya laporan yang terus berlanjut mengenai hasutan untuk melakukan kekerasan di sekolah-sekolah UNRWA," katanya.
Hasutan tersebut termasuk mengajarkan nama-nama kota dan desa yang dihapus oleh Israel pada tahun 1948 untuk mendirikan negara, dan menyebut Israel sebagai negara pendudukan Zionis. Upaya ini mengadopsi kebijakan resmi Israel untuk menghapus identitas Palestina, mencuri dan memalsukan warisan Palestina, serta menghapus warisan budaya Yerusalem.
Pada tahun 2018, pemerintahan Trump menghentikan pendanaan untuk UNRWA, yang membuat organisasi tersebut mengalami ketidakstabilan keuangan. Washington mengaitkan penghentian dana tersebut dengan kebutuhan akan reformasi yang tidak ditentukan karena mendorong Palestina untuk memperbarui perundingan damai dengan Israel.