REPUBLIKA.CO.ID, COLOMBO -- Sumber dari kantor kepresidenan Sri Lanka mengatakan kabinet pemerintah negara itu sudah menyetujui program restrukturisasi utang dalam rapat kabinet khusus. Sri Lanka dilanda krisis keuangan terburuk selama 70 tahun lebih.
Pada Maret lalu, pemerintah Sri Lanka mendapatkan bantuan dari Dana Moneter Internasional (IMF) sebesar 2,9 miliar dolar AS setelah berjanji menempatkan beban utang yang sangat besar ke jalur berkelanjutan.
"Kabinet menyetujui program restrukturisasi utang domestik," kata seorang sumber dari kantor kepresidenan, Rabu (28/6/2023).
Pada satu hari sebelumnya kantor kepresidenan mengatakan pernyataan resmi akan dikeluarkan pada Kamis (29/62/2023) pagi.
Restrukturisasi utang domestik diperlukan untuk membantu Sri Lanka mencapai tujuan program IMF untuk mengurangi seluruh utang menjadi 95 persen Produk Domestik Bruto (PDB) pada tahun 2032.